Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panti Sosial Karya Wanita Menunggu PSK Kalijodo untuk Dibina

Kompas.com - 26/02/2016, 07:48 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) M Ali Samantha mengatakan hingga kini belum ada pekerja seks komersial (PSK) dari Kalijodo yang mendatangi ataupun dirujuk untuk direhabilitasi di panti tersebut.

Meski begitu, pihaknya sudah mempersiapkan diri untuk menampung para PSK tersebut.

"Sampai sekarang belum ada. Mulai dari asrama sampai instruktur untuk bimbingan mental sampai kelas keterampilan sudah siap. Tinggal tunggu mereka datang," kata Ali kepada Kompas.com di PSKW, Pasar Rebo, Jakarta Timur (25/2/2016).

Ali memaparkan, panti tersebut menyediakan empat unit ruang asrama yang bisa menampung 120 orang. Ada pula beberapa jenis keterampilan yang bisa diikuti oleh para penghuni, antara lain di bidang kuliner, tata rias rambut, menjahit manual dan membuat kerajinan tangan atau handycraft.

Nanti, lanjut Ali, pihaknya pun tak akan membeda-bedakan perlakuan terhadap PSK Kalijodo dengan yang lainnya. Mereka wajib mengikuti aturan yang telah baku. (Baca: Saat Pengurus Masjid Melihat PSK Kalijodo Meneteskan Air Mata Usai Shalat)

"Mereka didata dulu, baru nanti menjalani pemeriksaan medis. Lalu dilanjutkan ke psikolog dan para pekerja sosial, untuk mengetahui apakah mereka memenuhi syarat untuk di rehabilitasi di sini, karena mungkin saja yang kita temui bukan WTS (wanita tuna susila)," tuturnya.

Ia menambahkan, jika memenuhi syarat, para PSK harus menjalani masa rehabilitasi selama enam dibulan. Sepanjang waktu itu, mereka akan diberikan pembelajaran mulai dari bimbingan mental, fisik sampai keterampilan sesuai minatnya.

Di akhir rehabilitasi pun, penghuni akan di modali sesuai jenis keterampilan yang diikutinya. Misalnya, bila menyukai keterampilan menjahit manual, nantinya mereka diberikan seperangkat mesin bordir.

"Pemberian alat ini supaya mereka bisa mandiri dan buka usaha. Mereka juga diberikan sertifikat sesuai keahliannya untuk memudahkan kalau mau melamar pekerjaan ke pabrik atau tempat lain," ucap dia. (Baca: Mempersiapkan Kehidupan Baru untuk Para Mantan "Kupu-kupu Malam")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com