Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalijodo Jadi Surga bagi Pengumpul Barang Bekas

Kompas.com - 04/03/2016, 09:24 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deretan pemukiman warga, kafe, dan bangunan warung dari papan tripleks, tak lagi menjadi pemandangan di Kalijodo.

Kini, hanya tampak hamparan puing-puing reruntuhan bangunan yang hancur setelah dirobohkan eskavator. (Baca: Kalijodo, Kini, dan Nanti... ).

Meskipun demikian, sisa bongkaran kawasan Kalijodo rupanya membawa rezeki bagi para pengumpul besi dan kayu bekas.

Bisa dibilang, kawasan Kalijodo yang penuh puing-puing sisa bangunan itu bagaikan "surga" bagi para pencari barang bekas.

Jumlah mereka bisa mencapai puluhan orang. Para pengumpul barang bekas ini sudah tampak dari ujung Jalan Kepanduan II di kawasan Tambora, Jakarta Barat.

Rata-rata, mereka sudah mulai mendatangi kawasan yang akan menjadi taman itu, sejak pagi hari.

Saat mentari pagi mulai bersinar, mereka berlomba-lomba mendapatkan besi bekas.

Tampak mereka mengetuk-ngetuk puing tembok bangunan di Kalijodo dengan menggunakan palu untuk mendapatkan besi bekas yang menyatu pada puing tembok tersebu.

Misroji (48) misalnya. Bapak dua anak ini mengaku tiba di Kalijodo sejak pukul 08.00 WIB.

Tanpa terlihat letih, pria ini mengumpulkan satu demi satu batang besi bekas untuk dijual ke salah satu pengepul di Jelambar.

Menurut dia, besi tersebut dihargai Rp 2.000 per kilogram. "Baru dapat satu gerobak, sedikit, isinya paling 50 kilogram. Kalau dijual enggak seberapa hasilnya," ucap Misroji saat ditemui di Kalijodo, Jakarta, Kamis (3/3/2016).

Meskipun demikian, dia tetap bersyukur karena hasilnya bisa menjadi tabungan untuk menafkahi anak dan istrinya yang tinggal di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Dia pun merasa beruntung karena masih bisa menemukan lahan untuk mencari barang bekas di sekitar tempat tinggalnya. (Baca juga: Djarot: Masak Negara Takut sama Preman "Ecek-ecek" Kalijodo).

Biasanya, Misroji harus berkeliling ke berbagai wilayah untuk mencari barang bekas. "Keliling saja begitu, biasanya nyari ke Blok M sampai ke Tanjung Priok," katanya.

Pria berkumis tipis ini mengaku tahu tentang Kalijodo yang terkenal sebagai kawasan hiburan malam.

Namun, ia jarang melintasi kawasan tersebut. Baru setelah penertiban pada Senin (29/2/2016) lalu, ia mulai rutin ke Kalijodo. (Baca juga: Puing dari Kalijodo Dijadikan Fondasi Taman).

Saat itu, Misroji hanya mengamati satu per satu pemukiman warga yang hancur. Misroji pun sempat terenyuh ketika ia sudah mulai mengumpulkan besi-besi tersebut.

Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa, hanya berharap rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengubah kawasan itu menjadi taman segera terwujud.

"Mudah-mudahan, cita-cita pemerintah kesampean biar senang lah masyarakat," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com