Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti KMP terhadap Jokowi, Partai Penolak Ahok Tak Akan Lama Jadi Oposisi

Kompas.com - 08/03/2016, 09:04 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Risiko yang diambil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk maju lewat jalur independen adalah semakin lebarnya jurang antara dia dengan partai politik.

Ahok (sapaan Basuki) seolah membuat pernyataan perang terbuka melawan semua parpol. Meski demikian, Pengamat politik dan Cyrus Network, Hasan Nasbi, berpendapat partai politik tetap akan kesulitan bersatu melawan Ahok.

"Akan menjadi kesulitan sendiri kalau parpol bersatu untuk melawan Ahok. Karena apa? karena tidak ada figur pemersatu seluruh parpol itu," ujar Hasan ketika dihubungi, Senin (7/3/2016).

Saat Koalisi Merah Putih dibentuk untuk menjadi oposisi pemerintahan Jokowi-JK, figur pemersatu semua parpol muncul dari Partai Gerindra yaitu Prabowo Soebianto. Untuk Ahok, Hasan tidak melihat ada tokoh yang bisa menjadi sosok pemersatu itu.

Bahkan, dia sanksi kalau partai akan bersatu dan memunculkan satu pasangan calon saja agar bisa head to head dengan Ahok. Sebab, semua partai pasti ada ego untuk mengusung calonnya sendiri.

Dia memprediksi pasangan yang akan muncul akan berjumlah sekita 2 atau 3 pasangan. Hal itu karena memang tidak ada "lem perekat" yang bisa mempersatukan semua parpol dalam melawan Ahok.

"Walau mereka sama-sama tidak suka sama Ahok, ketika bicara figur ya mereka akan debat panjang sekali saling memperjuangkan figur partai masing-masing. Realisasinya saya rasa masih sangat sulit," ujar Hasan.

Begitupun jika Ahok berhasil menang dan duduk kembali di bangku pemerintahan. Hasan mengatakan, beberapa bulan pertama suasana permusuhan memang akan kental antara Ahok dengan partai politik.

Namun, suasana akan berubah ketika sudah mulai membicarakan program pembangunan dan kegiatan Pemerintah Provinsi DKI. Semua itu bisa saja menjadi pemersatu antara Ahok dengan partai di legislatif.

Seperti partai-partai yang tergabung dalam KMP, bukan tidak mungkin partai itu nantinya akan berbalik mendekat pada pemerintahan Ahok.

"Jokowi kan enggak didukung KMP pas dia maju, tapi sekarang mana ada lagi KMP jadi oposisi, semua mau merapat ke pemerintah.Hal yang sama mungkin saja terjadi dengan Ahok," ujar Hasan.

Pada akhirnya, Hasan pun menegaskan bahwa ini semua adalah politik. Di mana, tidak ada lawan dan kawan yang abadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com