Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Es Teh Manis PKL di Monas Berasal dari Saluran Air Peron Stasiun Gambir?

Kompas.com - 11/03/2016, 19:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamanan sekaligus pengawasan ketat yang dilakukan Satpol PP Jakarta Pusat terhadap keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, berbuntut panjang.

Sejumlah pedagang, khususnya pedagang minuman, diduga menyelundupkan barang dagangan ke kawasan Monas, termasuk dugaan menggunakan air kotor yang berasal dari saluran air peron Stasiun KA Gambir.

Dugaan tersebut dibuktikan lewat penangkapan seorang pedagang es teh manis berinisial S (Suyanto) (44) warga Pintu Air III Jalan Djuanda, Pasar Baru, Gambir, Jakarta Pusat, oleh anggota Satpol PP Jakarta Pusat pada Kamis (10/3/2016) petang.

S yang diamankan di Silang Timur Monas, tepatnya seberang Masjid Istiqlal, sekitar pukul 16.00 WIB, diduga menggunakan air kotor tersebut untuk meracik es teh manis yang dijualnya.

Dugaan tersebut diungkapkan Kasatpol PP Jakarta Pusat Iyan Sopiyan Hadi lantaran lokasi yang biasa digunakan S berada tepat di sisi saluran air.

Hal tersebut pun dikuatkan dengan penempatan nampan lengkap dengan gelas plastik dan peralatan yang berada di bawah bak saluran air.

"Anggota memang enggak lihat dia (S) nampung air dari saluran air, tetapi besar dugaan dia pakai air itu untuk bikin teh manis, soalnya air kotor yang keluar dari paralon itu airnya jernih," ungkapnya.

Tidak hanya itu, dugaan kuat penggunaan air kotor pun disampaikannya karena S diketahui selalu berada di lokasi saat meracik es teh manis.

Padahal, diakuinya, taman Monas terhampar luas sekitar 80 hektar persegi, yang terdiri atas banyak pepohonan rimbun untuk bersembunyi.

"Kalau alasannya di situ paling enggak kelihatan untuk ngumpet dari petugas, itu enggak logis. Monas kan luas. Kenapa dia selalu di situ pas bikin teh manis. Kan aneh," ujarnya.

Terkait pengamatan anggotanya tersebut, pihaknya pun segera mengamankan S berikut barang bukti berupa es teh manis sebanyak dua belas gelas siap konsumsi.

S pun dibawa ke Mapolsek Gambir untuk menjalani pemeriksaan lantaran diduga menyalahi peraturan sesuai dengan Pasal 62 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta Pasal 135 dan Pasal 140 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. (Dwi Rizki)

*Artikel ini diambil dari Warta Kota dengan judul: Gawat, Es Teh Manis di Monas Berasal Dari Limbah Stasiun Gambir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Pigura, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Pigura, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com