Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Keuntungan Partai Pendukung Ahok

Kompas.com - 30/03/2016, 21:11 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengungkapkan partai politik pendukung Basuki Tjahaja Purnama "Ahok" memiliki keuntungan sendiri. Salah satunya berdampak pada elektabilitas partai di masa pemilihan umum mendatang.

"Secara ilmiah disebut coat-tail effect. Itu adalah efek dongkrak elektabilitas partai ketika calon yang dipilih atau diajukan memiliki elektabilitas tinggi," kata Yunarto di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2016).

Efek tersebut pernah terjadi di beberapa partai besar seperti Partai Demokrat, Gerindra hingga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Pada Demokrat tahun 2009, kata Yunarto, terjadi lantaran ada figur mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

Sedangkan Gerindra, mendapat dampak dari figur Prabowo Subianto pada tahun 2014.

"Jokowi menjadi coattail effect bagi PDI-P di tahun 2014. Sehingga pertama kalinya PDI-P bisa mengalahkan partai-partai lain setelah tahun 1999," kata Yunarto. (Baca: 51,9 Persen Pemilih Gerindra Pilih Ahok sebagai Cagub)

Coat-tail effect juga bukan tak mungkin terjadi pada Hanura dan Nasdem dalam Pemilu 2019 mendatang. Figur Ahok yang saat ini memiliki elektabilitas tinggi serta kinerja baik, bisa mendongkrak elektoral partai.

"Sah-sah saja demi kebutuhan elektoral, memilih untuk mendukung calon, walau pun tidak diusung, tapi lewat independen. Tapi dianggap ini tokoh kuat. Bukan tidak mungkin dapat limpahan secara elektoral," ungkap Yunarto.

Hingga kini, hanya Nasdem dan Hanura yang memilih untuk mendukung Ahok maju lewat jalur independen. Partai-partai politik lainnya masih melakukan penjaringan calon gubernur dan melakukan komunikasi untuk membentuk koalisi penantang Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com