Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Ini Kaget Saat Perpanjang SIM, Datanya Sudah Berganti Nama Orang Lain

Kompas.com - 10/04/2016, 11:58 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat hendak memperpanjang masa berlaku surat izin mengemudi (SIM), salah seorang warga Depok, Alsadad Rudi (27), kaget saat mengetahui bahwa nomor SIM A-nya telah dimiliki orang lain.

Hal ini terlihat dalam database kepolisian, bukan namanya yang muncul, melainkan identitas orang lain.

Kejadian itu dialaminya saat hendak mengurus perpanjangan masa berlaku SIM di layanan SIM Keliling, di area car free day (CFD), Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (10/4/2016).

Mulanya, pria dengan sapaan Rudi itu menemui seorang petugas polisi untuk mengurus SIM yang masa berlakunya telah habis sejak Desember 2015. Setelah itu, petugas mengecek data di komputer. Saat datanya dimasukkan, ternyata nomor SIM yang keluar justru milik orang lain.

"Saya tanya, kok bisa gitu, Pak," kata Rudi kepada Kompas.com, Minggu pagi.

Rudi mengatakan, polisi yang berada di mobil layanan SIM keliling itu pun menyatakan tidak tahu. Padahal, nomor SIM A yang sedang diurus Rudi sudah benar miliknya. Namun, yang keluar justru nama seorang warga bernama Susana berjenis kelamin perempuan.

Di database polisi, Susana tertera sebagai pengguna SIM aktif sejak 23-12-2013 sampai 22-12-2018.

Rudi mengatakan, alamat Susana yang keluar di database polisi itu memang sama dengan daerah asalnya, yakni di Singkawang, Kalimantan Barat.

Namun, saat ini Rudi sudah ber-KTP dan berdomisili di Depok. Rudi yang bertanya mengenai solusi kepada petugas justru mendapat jawaban yang kurang membantu dari polisi di lokasi.

"Polisi bilang enggak tahu, saya tanya solusinya mesti gimana, kata polisi mesti urus di Singkawang," ujar Rudi. Rudi merasa solusi dari petugas itu tak masuk akal.

Terlebih lagi, keluarga intinya sudah tidak lagi menetap di sana.

"Saya tanya selain pulang kampung, solusi lain apa, Pak? Katanya ya bikin baru," ujarnya.

Dengan kejadian ini, Rudi menunda mengurus SIM-nya. Ia heran mengapa di database polisi, nomor SIM-nya juga dipakai untuk orang lain sejak 2013. Padahal, ia hendak mengurus SIM-nya yang baru habis masa berlakunya pada Desember 2015 lalu.

"Baru telat empat bulan, tapi di database polisi malah muncul nama orang lain. Saya mempertanyakan kok kayak gini," katanya dengan nada kecewa.

Ia juga mempunyai alasan soal keterlambatan memperpanjang SIM. Rudi mengaku, ia telah mencoba memperpanjang masa berlaku SIM-nya pada Desember 2015 sebelum masa berlakunya habis.

Namun, petugas polisi di Polresta Depok menyatakan, jika mengurus SIM dari daerah, harus melampirkan surat keterangan dari polres yang menerbitkan. Ini berarti Rudi mesti memiliki surat keterangan dari polisi di Singkawang.

Selain kecewa karena di database polisi identitas SIM-nya dimiliki orang lain, ia juga kecewa lantaran untuk memperpanjang SIM prosesnya sedemikian rumit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com