Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok, Penggusuran, dan Pilkada DKI Jakarta 2017

Kompas.com - 11/04/2016, 07:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, Senin (11/4/2016), Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menertibkan kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Penertiban atau penggusuran ini tak jauh berselang dari penggusuran di kawasan Kalijodo yang dilaksanakan akhir Februari lalu.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tak memerlukan kajian serta waktu lama untuk melayangkan tiga kali surat peringatan (SP) kepada warga di kawasan Pasar Ikan.

Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, Ahok menegaskan akan lebih "gila" lagi melakukan penggusuran. Padahal di sisi lain, ia membutuhkan dukungan dan simpati warga demi bisa meraih posisinya kembali.

Hal itu juga yang menjadi kekhawatiran komunitas pendukungnya, yaitu "Teman Ahok" yang saat ini tengah mengumpulkan KTP agar Ahok bisa maju melalui jalur independen pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Warga memindahkan barang saat membongkar rumah mereka di Kampung Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (8/4/2016). Setelah Surat Peringatan 2 diberikan Pemprov DKI, hari ini, warga Pasar Ikan mulai membongkar rumah dan lapak dagangannya.
"Mereka (Teman Ahok) tanya saya, 'Bapak akan gusur lebih banyak lagi enggak? Karena ini kan jelang pilkada.' Saya bilang, 'Saya akan gusur lebih banyak tahun ini sampai tahun depan,'" kata Ahok, Januari lalu.

Ahok baru akan berhenti menggusur jika rusunnya tidak tersedia. Kini Pemprov DKI Jakarta sudah menyelesaikan banyak pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa).

Dengan semakin banyaknya rusun yang tersedia, semakin banyak pula pemukiman ilegal yang akan digusur dan warganya direlokasi ke rusun tersebut. Hal inilah yang membedakan Ahok dengan bakal calon gubernur DKI maupun mantan petahana lainnya.

"Kalau menjelang pilkada di DKI, PKL dibiarin enggak (sama gubernur)? Rumah liar dibiarin enggak? Pasti (penggusuran) ditahan satu tahun, kalau saya sih enggak. Tahun ini saya tegaskan, lebih banyak penggusuran," kata Ahok.

Lokasi bekas gusuran akan dijadikan ruang terbuka hijau (RTH). Sama seperti Kalijodo, kawasan Pasar Ikan juga akan dibangun menjadi RTH.

Jumlah RTH di Jakarta masih jauh di bawah angka ideal yang dibutuhkan yaitu sekitar 30 persen. RTH di Jakarta saat ini baru mencapai 9,98 persen. Maka, masih perlu dibangun banyak ruang terbuka.

Jauh sebelum pembongkaran kawasan Pasar Ikan, Ahok sudah merencanakan penggusuran lokasi lainnya, seperti di Berlan dan Jatinegara di Jakarta Timur.

"Yang pasti, kami akan ambil paksa seluruh RTH yang diduduki bangunan liar," tegas Ahok.

Kompas TV Selama 17 Bulan, Tiga Wilayah Kena Gusur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com