JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, semua penghuni Rusunawa Jatinegara Barat, yang menunggak pembayaran iuran rusun, harus diberdayakan.
Pemberdayaan itu dilakukan dengan memberikan mereka pekerjaan ataupun modal awal usaha.
"Dia mau dagang, enggak? Kalau mau, ya kami bantu dia dagang. Sekarang Bapak bisa enggak bikin bantuan gerobak untuk masak pecel, modalnya Rp 1 juta? Bisa," ujar Ahok, sapaan Basuki, dalam video yang diunggah via akun YouTube Pemprov DKI, saat rapat pimpinan pada Senin (4/4/2016) lalu.
(Baca: Penghuni Rusun Jatinegara Barat yang Tunggak Sewa Akan Diberikan Pelatihan)
Menurut Ahok, modal usaha tersebut dapat menggunakan pinjaman dari Bank DKI.
Setelah usahanya berjalan, orang tersebut harus mengembalikan pinjaman modal itu kepada bank.
"Terus, jaminannya apa? Jaminannya ya suruh balikin. Bisa ke Bank DKI pinjemin duit segini, tetapi harus balikin," kata Ahok.
Selain memberikan solusi modal usaha, Ahok juga memberikan usul untuk mempekerjakan penghuni rusun. Mereka bisa bekerja sebagai petugas harian lepas (PHL) atau sebagai petugas di Transjakarta.
"Minimal suruh dia nyapu, bersihin rumput, langsung diangkat jadi PHL. Harus kerja dia. Jadi, semua masukin jadi pegawai. Di PPSU usahakan rekrut dari rumah susun," tutur Ahok.
"Bilang ke orang Transjakarta, ini satu bus dibersihin keroyokan berapa duit? Bisa enggak seperti itu? Bisa. Tiap mobil datang, dia bisa bersihin. Jadi, bisa bayar (sewa unit rusun), kan," lanjutnya.
(Baca: Penghuni Rusun Jatinegara Barat yang Tunggak Sewa Tak Akan Diusir)
Menurut Ahok, sebagian warga yang menunggak adalah orang yang malas.
"Itu bisa enggak mereka bersih-bersih untuk makan, untuk bayar? Bisa. Itu tuh sebagian malas. Jadi, itu cara buat bedain orang malas sama orang rajin," katanya.
Dengan diberi modal usaha dan pekerjaan, warga diharapkan dapat membayar uang sewa rusun.
Ahok tidak menginginkan adanya penggratisan uang sewa bagi orang-orang tertentu. Sebab, menurut dia, hal tersebut akan membuat iri penghuni lainnya.
"Jadi, enggak ada yang gratis. Semua harus bayar," ucap Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.