Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pordasi DKI Tolak Penggusuran Pacuan Kuda oleh Pulomas Jaya

Kompas.com - 13/04/2016, 20:16 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) DKI Jakarta menolak rencana penggusuran jalur pacuan kuda oleh PT Pulomas Jaya dalam pengembangan area equestrian untuk Asean Games 2018 (Jakarta-Palembang). Penggusuran itu dinilai akan melanggar aturan.

Ketua Umum Pengurus Pusat Pordasi DKI Jakarta Alex Asmasoebrata mengatakan, rencana penggusuran itu diketahui dalam desain pengembangan equestrian (lompat kuda) yang dilakukan PT Pulomas Jaya (BUMD DKI). Ia menyebut desain tersebut berpotensi melanggar aturan Asian Equestrian Federation (AEF).

Dalam aturannya, pembuatan desain equestrian harus melibatkan AEF dan Federation Equestrian Intertantional (FEI). AEF merupakan organisasi untuk asia di bawah FEI, yang merupakan organisasi olahraga berkuda dunia.

"Namun, Pulomas justru mengajak pribadi yang tidak berkompeten dalam men-design venue equestrian di kawasan Pacuan Kuda Pulomas," kata Alex, dalam konfrensi pers, di Pacuan Kuda Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (13/4/2016).

AEF juga menurutnya baru akan bersidang pada 14-15 April 2016 mengenai desain tersebut. Seharusnya, Pulomas menunggu sidang, dan melibatkan AEF serta Pordasi.

"Kita sendiri belum pernah menyetujui desain apapun di sini," ujar Alex.

Alex menuturkan, tanpa perlu menggusur track pacuan kuda, equestrian dapat dibangun bersama di dalamnya. Namun, desain Pulomas justru memotong dan menghilangkan sejumlah titik jalur pacuan.

"Bagaimana pacuan kuda yang sudah 45 tahun sejak zaman Pak Ali Sadikin ini mau digusur. Joki yang mengurus kuda bisa kehilangan pekerjaan. Dan kita tidak ada lagi pacuan kuda. Mau siapkan di mana lagi, sedangkan pacuan kuda butuh lahan 32 hektar, mau cari di mana," ujar Alex.

"Jadi buat apa dibongkar pacuan kudanya. Sekarang bisa dipakai kok lahannya, cukup untuk pancuan kuda dan equestrian. Seharusnya satu sama lain saling mendukung, bukan saling membunuh (menggusur)," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com