JAKARTA, KOMPAS.com - Lahan dan bangunan bekas Kedutaan Besar Inggris di Jalan Prof. M. Yamin, Menteng, Jakarta Pusat, tampak tak terawat. Bangunan ini sudah tak ditempati sejak 25 Juni 2013 lalu karena Kedubes Inggris pindah ke Patra Kuningan.
Pagar dinding setinggi hampir tiga meter yang dipasangi kawat tampak mulai usang. Pada beberapa sisi, dinding bangunan tersebut mulai ditumbuhi tumbuhan liar.
Pohon-pohon di halaman dalam yang tampak dari luar bangunan terlihat mati. Saat ada sampah dedaunan dari pepohonan di jalanan sekitar bangunan, warga yang berjualan di dekat lokasi itu yang membersihkannya.
"Kalau di jalan ini mah kita yang punya warung yang nyapu," ujar Asep (38) yang menjual minuman di sekitar bangunan bekas Kedubes Inggris.
Bangunan bekas kedubes ini, kata Asep, kini hanya dijaga oleh beberapa personel keamanan. Sayangnya, orang yang menjaga bangunan itu enggan memberikan tanggapan saat diajukan sejumlah pertanyaan.
Rencananya, Pemprov DKI Jakarta akan membeli lahan bekas Kedubes Inggris tersebut. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut akan menjadikan lokasi itu sebagai taman.
Warga yang biasa berjualan di sekitar bangunan itu khawatir usaha mereka akan terkena imbas jika bangunan itu dibongkar. Para pedagang berharap bangunan itu tak dibongkar meski harus berganti fungsi.
"Kalau buat saya mah sih mending tetap gedung aja, buat kantor-kantor atau apa gitu. Ini kalau dijadiin taman (takutnya) nantinya merembet. Tapi kalau gedung aja kayak gini, warung kayaknya aman seperti semula," ujar Asep.
Asep dan keluarganya telah berjualan minuman di sana sejak 1995. Mulanya, ia hanya berjualan menggunakan gerobak.
Namun, sekitar tiga tahun lalu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memberi bantuan berupa pendirian tenda.
Sama halnya dengan Asep, Nana (52) juga menyayangkan rencana pembongkaran bangunan bekas Kedubes Inggris untuk diubah menjadi taman.
"Wah mubadzir kalau dijadiin taman gedungnya, mending dijadiin yang lain. Mending jadi gedung pemda," kata Nana yang biasa berjualan asongan di JPO Bundaran HI.
"Kalau mau ada taman ya diadain. Kalau bisa warung tetap ada, kalau bisa dibagusin lagi," kata Karyo, seorang warga yang juga kerap berjualan di sekitar lokasi itu.
Karyo dan pedagang lainnya berharap tetap bisa berjualan meskipun Pemprov DKI akan membuat taman. Sebab, ini adalah penghasilan mereka satu-satunya.
"Itu (mata) pencarian kita bisa mati (kalau gak jualan), sedangkan kita masih harus menghidupi anak istri," ucap Karyo.
Menurut para pedagang, lapak dagangannya sangat ramai pembeli saat car free day berlangsung.
Pemprov DKI Jakarta sudah menganggarkan pembelian lahan bekas Kedutaan Besar Inggris itu di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016.
Rencananya, lahan tersebut akan dijadikan taman. Namun, hingga saat ini Dinas Pertamananan dan Pemakaman DKI Jakarta belum mengeksekusi pembelian lahan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.