Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Alasan Mantan Komisioner KPU Gabung ke "Teman Ahok"

Kompas.com - 23/04/2016, 20:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), I Gusti Putu Artha, mengaku bergabung ke "Teman Ahok" atas keinginan sendiri tanpa adanya permintaan dari siapa pun.

Ada tiga alasan yang membuatnya bersedia bergabung ke kelompok relawan pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok itu.

"Tiga alasan ini yang membuat saya mengajukan sendiri permohonan resmi dengan CV (curriculum vitae)," kata Putu saat dihubungi, Sabtu (23/4/2016).

Putu menjelaskan, alasan pertama, ia menilai bahwa Ahok sedang mengadopsi sebuah model demokrasi partisipatif dan substansif.

"Sebuah nilai ideal yang kita perjuangkan dalam pelaksanaan demokrasi. Ini semangat yang sama dengan saya sebagai mantan anggota KPU," ujar dia.

Alasan kedua, Putu menilai bahwa Ahok sudah menanamkan nilai-nilai demokrasi dan kepemimpinan yang bersih dan berani, terutama dalam upayanya melawan korupsi.

"Yang seperti ini tentu harus didukung, dan saya ingin vaksin kebaikan ini harus ditularkan ke seluruh Indonesia. Salah satunya dengan mendorong Ahok kembali memimpin Jakarta," kata Putu.

Alasan terakhir, Putu mengaku ingin memperdalam pengalamannya terjun dalam politik praktis, khususnya tentang cara mengelola calon perseorangan.

Putu yakin, jika Ahok nantinya dapat memenangi persaingan, maka hal itu akan memberi dampak pada beberapa hal. Salah satunya, semakin banyak orang baik yang akan bersemangat tampil memimpin.

Jika situasi itu terjadi, ia yakin, setiap daerah akan melahirkan banyak pemimpin yang baik dan bersih serta berdampak pada semakin sejahteranya masyarakat.

"Siapa pun yang punya niat tulus untuk memperbaiki negeri ini tidak boleh lagi diam saja, harus berpartisipasi aktif, termasuk saya karena your country needs you now!" ujar dia bersemangat.

Kompas TV â??Teman Ahokâ?? Tak Permasalahkan Heru jadi Tersangka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com