Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Apakah Warga Surabaya, Bantaeng... Tak Berhak Dapat Pemimpin Bagus?"

Kompas.com - 25/04/2016, 20:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Hamid Basyaib menyayangkan hiruk-pikuk proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta membawa pengaruh negatif bagi daerah lain.

Soalnya, seluruh elite menaruh perhatian khusus pada Pilkada DKI Jakarta. Pilkada di daerah lain terpinggirkan.

"Pilkada DKI Jakarta ini terlalu menyedot perhatian. Ramai sekali. Dampak negatifnya adalah pilkada di daerah lain kurang menarik," kata Hamid di Kantor Populi Center di Jalan Letjen S Parman, Jakarta Barat, Senin (25/4/2016).

Ia menilai, proses Pilkada DKI Jakarta 2017 ramai karena adanya sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan segala kontroversinya.

Ahok telah memilih maju lewat jalur independen pada Pilkada DKI Jakarta. Akibatnya, partai politik ramai-ramai mencoba menarik kepala daerah lain untuk bertarung di Jakarta, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah.

"Apa semua kepala daerah harus dikerahkan ke Ibu Kota? Saya cukup heran dan kecewa melihat para elite parpol yang memandang Pilkada DKI ini sebagai permainan hidup dan mati," kata Hamid.

"Enggak masuk akal, semua (kepala daerah) dipertaruhkan ke sini (Jakarta). Apakah warga Jawa Tengah, Surabaya, Bantaeng, enggak berhak dapat pemimpin bagus?," kata Komisaris Utama PT Balai Pustaka itu.

Hamid bahkan menyebut Pilkada DKI Jakarta sudah sama dengan pemilihan presiden (Pilpres) 2014 lalu.

"Ini sudah sangat nyaris sama dengan Pilpres, banyak fitnah, ada berbau SARA. Ini bukan karena Jakarta sebagai Ibu Kota, melainkan Ahok dengan semua kontroversinya," kata Hamid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com