Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Dadap Ceng In Menolak Direlokasi ke Tempat yang Jauh dari Laut

Kompas.com - 27/04/2016, 13:41 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Perwakilan warga terdampak penertiban lokalisasi Dadap Ceng In, yang awalnya sepakat untuk direlokasi ke rumah susun oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang, kini menolak.

Mereka kemudian meminta dipindahkan ke tempat yang serupa dengan tempat tinggal awal mereka, yakni di pesisir pantai.

Perwakilan warga beralasan mempertimbangkan pekerjaan sebagian besar warga yang merupakan nelayan.

"Rencana mau bangun rusun, masjid, pusat kuliner, itu semuanya kami tolak. Kami memohon kepada Pak Bupati untuk merelokasi warga ke kampung nelayan yang layak huni, dibangun oleh Pemda, dan ada di pesisir pantai," kata perwakilan warga sekaligus anggota Tim 12, Saepul, kepada Kompas.com di Kantor Kelurahan Dadap, Rabu (27/4/2016).

(Baca: Proyek Reklamasi Bikin Nelayan Dadap "Ketar-ketir")

Tim 12 merupakan 12 orang warga Dadap Ceng In yang mengaku mewakili aspirasi warga terdampak penertiban.

Menurut Saepul, warga belum tentu bisa bertahan bila nantinya dipindahkan ke pemukiman yang ada di tengah kota.

Kebiasaan mereka dan keahlian untuk melaut dikatakan Saepul telah melekat dalam diri warga Dadap Ceng In.

Pihaknya juga berencana untuk menemui Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar sebelum nantinya surat peringatan kedua (SP2) penertiban diberikan kepada warga.

Adapun surat peringatan pertama (SP1) penertiban lokalisasi Dadap Ceng In telah diberikan dan diterima oleh warga, tadi siang.

Serah terima SP1 dilakukan di Kantor Kelurahan Dadap untuk menghindari potensi kericuhan dari warga yang sudah ramai memenuhi kawasan Dadap Ceng In sejak Rabu pagi.

(Baca: Cegah Kericuhan, SP-1 Penertiban Permukiman di Dadap Diberikan di Kelurahan)

Menurut rencana, eksekusi penertiban lokalisasi Dadap Ceng In akan berlangsung pada 23 Mei 2016 mendatang.

Jauh sebelum SP1 dilayangkan pada hari ini, pelaku usaha prostitusi dan para pekerja seks sudah meninggalkan tempat tersebut.

Mereka yang masih bertahan adalah warga yang kebanyakan bekerja sebagai nelayan.

Total warga yang terdampak penertiban adalah 387 kepala keluarga (KK), yang tersebar di RW 01, 02, dan 03 Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com