JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan di kolong Tol Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, masih ditempati sejumlah orang. Mereka mengaku bukan orang-orang yang sebelumnya telah digusur dari sana.
Sejumlah perabotan dan perlengkapan seperti sofa, kursi kayu, gerobak, hingga gubuk kecil dari triplek terlihat berada di antara reruntuhan batu dan kayu bangunan semi-permanen yang sebelumnya telah dihancurkan saat penggusuran.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Kamis (28/4/2016) siang, orang-orang di kolong tol tersebut melakukan aktivitas yang berbeda-beda. Ada yang duduk-duduk sambil mengobrol, ada yang sedang tiduran, ada juga yang menjemur pakaiannya di sebuah tali yang diikatkan di antara menara sutet di dekat kolong tol.
"Saya lihat di sini kosong, ya sudah ke sini saja. Lama-lama makin banyak yang ikut ke sini. Saya biasanya di emperan warung sebelah sana," kata Bolo (27 tahun), salah satu dari orang-orang kepada Kompas.com.
Penghuni lain, Johan (34), mengaku sengaja tinggal di sana setelah mencari plastik yang bisa dijual di sekitar daerah Bandengan. Johan baru tinggal di sana sepekan lebih. Sebelumnya, dia sering menempati tempat di depan bangunan kosong untuk beristirahat setiap malam sebelum kembali ke tempat tinggalnya di daerah Depok, Jawa Barat.
"Lumayan di sini, tempatnya gede. Tripleknya banyak yang ditinggal, bisa diangkut yang bagus-bagus, yang jelek buat saya tidur," kata Johan.
Kawasan kolong tol Pluit ditertibkan tidak lama setelah penertiban lokalisasi prostitusi ilegal Kalijodo pada Februari lalu. Penertiban yang dilakukan di kedua tempat tersebut merupakan dua dari rangkaian rencana penertiban kawasan kumuh Pemerintah Kota Jakarta Utara yang telah dirancang sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.