JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersyukur sensus ekononi dilakukan saat dia masih menjabat sebagai gubernur. Pasalnya, pendataan semacam itu hanya dilakukan 10 tahun sekali karena menbutuhkan anggaran besar.
"Istilahnya ini betul-betul menguntungkan ya karena sensus saat saya masih jadi gubernur. Sensus yang setiap 10 sekali dilakukan," ujar Ahok (sapaan Basuki) di kediamannya di Kompleks Pantai Mutiara, Minggu (1/5/2016).
Ahok mengatakan data yang dihimpun dari Sensus Ekononi 2016 akan mempermudah Pemerintah Provinsi DKI untuk menyusun anggaran pengembangan ekonomi.
Selain itu hal tersebut akan memudahkan perizinan serta pendataan mengenai usaha masyarakat.
"Kita enggak pernah kebayang sekarang itu orang di rumah bikin bisnis online ada virtual office. Verifikasi nih jadi sekarang orang gak zaman lagi punya kantor, punya produk, punya pabrik. Nah sekarang di Indonesia pernah gak punya data itu? Enggak pernah," ujar Ahok.
Sebab, data usaha masyarakat yang dimiliki oleh warga terakhir kali disensus 10 tahun yang lalu. Sehingga, sensus ekonomi tahun ini bisa memperbarui data pemilik usaha hingga sekelas PKL.
Jika BPS sudah memiliki data mengenai usaha masyarakat Jakarta, akan mudah bagi Pemprov DKI Jakarta memberikan bantuan kredit serta mendukung perizinan mereka. Jika tidak terdata dengan baik, Pemprov DKI menjadi tidak tahu ke mana bantuan harus disalurkan.
"Nah jadi bagi saya suatu hal yang sangat menguntungkan ketika hasil sensus ini udah ada dan saya masih minimal masih jadi gubernur sampai Oktober 2017," ujar Ahok.