Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bedanya Buat Paspor dengan "One Stop Service"

Kompas.com - 02/05/2016, 11:57 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pembuatan paspor yang terkenal lama dan berbelit, kini tidak berlaku lagi. Syamsul Bahri (37), warga Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, masih ingat ketika ia membuat paspor di Kantor Imigrasi Klas I Jakarta Selatan pada 2011 silam.

"Saya waktu itu habis salat subuh langsung berangkat ke sini, karena katanya biasanya nomor antrean abis diambil calo pagi-pagi," kata Syamsul saat memperpanjang paspor, Senin (2/5/2016).

Kini, saat akan membuat paspor baru, Samsul tidak perlu datang pagi-pagi sebelum kantor buka.

"Sekarang batas waktu ambil antrean sampai jam 10, enggak rebutan, tapi memang sama saja mungkin nanti menjelang sore baru dipanggil," katanya.

Sistem antrean ini baru diberlakukan pada 11 Januari 2016 lalu bersama layanan satu pintu (one stop service).

Kepala seksi Sarana Komunikasi Kantor Imigrasi Jakarta Selatan, Ika Rahmawati mengatakan, kini pembuatan paspor hanya memakan tiga hari kerja dan masyarakat cukup datang dua kali.

"Sekarang kalau mau ambil nomor antrean tidak bisa diwakili, datang menunjukkan dokumen, langsung dapat nomor antrean, setelah itu menunggu untuk wawancara dan foto," kata Ika.

Sebanyak 10 loket pelayanan WNI di lantai dua, diisi oleh dua orang, satu bertugas melakukan wawancara, satu lagi memindai dokumen. Waktu yang dibutuhkan setiap orang hanya sekitar 5-10 menit.

"Tapi kalau untuk antrean memang padat ya, karena biar sekarang kami buka sampai jam 10, tetap saja orang pagi-pagi sebelum buka sudah datang," ujarnya.

Antrean di kantor imigrasi dibuka pukul 07.30 WIB hingga 10.00 WIB setiap harinya. Meski pelayanan kantor tutup pukul 16.00 WIB, antrean akan tetap dilayani sampai habis.

Sementara, untuk proses paspor online yang disebut lebih mudah, Ika mengatakan tidak terlalu banyak perbedaannya. Proses online juga mengharuskan pembuat paspor untuk datang dua kali dan mengantre. Untuk itu, ia menyarankan kepada masyarakat agar membuat manual saja.

"Supaya masyarakat juga bisa merasakan bedanya ya dari sebelumnya. Sekarang membuat paspor langsung itu lebih simpel. Apalagi untuk pembayaran, khusus untuk Kantor Imigrasi Jaksel bisa melalui 39 bank dari macam-macam ATM. Tidak BNI saja," ujarnya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta agar kualitas pelayanan publik ditingkatkan. Presiden tidak ingin lagi mendengar keluhan rakyat tentang pelayanan yang lamban, berbelit-belit, dan diwarnai pungutan liar (pungli) khususnya dalam membuat dokumen seperti Paspor, SIM, STNK, Kartu Keluarga, dan KTP. (Baca: Jokowi: Saya Tidak Ingin Dengar Lagi Rakyat Mengeluh soal Pelayanan Publik!)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Bogor yang Diduga Keracunan Makanan Mengaku Sakit Perut Usai Konsumsi Nasi Uduk dan Telur Balado

Warga Bogor yang Diduga Keracunan Makanan Mengaku Sakit Perut Usai Konsumsi Nasi Uduk dan Telur Balado

Megapolitan
Jakpro Bakal Berikan Pelatihan dan Kesempatan Kerja untuk Eks Warga Kampung Bayam

Jakpro Bakal Berikan Pelatihan dan Kesempatan Kerja untuk Eks Warga Kampung Bayam

Megapolitan
KJP Mei 2024 Kapan Cair?

KJP Mei 2024 Kapan Cair?

Megapolitan
Dijanjikan Pekerjaan dan Uang, Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandungnya Sendiri

Dijanjikan Pekerjaan dan Uang, Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandungnya Sendiri

Megapolitan
Kronologi Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandung, Berawal dari Kirim Foto Tanpa Busana ke Kenalan di Facebook

Kronologi Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandung, Berawal dari Kirim Foto Tanpa Busana ke Kenalan di Facebook

Megapolitan
Aji Jaya Mengaku Dapat Wejangan dari Prabowo untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Aji Jaya Mengaku Dapat Wejangan dari Prabowo untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tuding Suaminya Terlibat Dalam Pembuatan Video

Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tuding Suaminya Terlibat Dalam Pembuatan Video

Megapolitan
Cerita Tukang Pelat di Matraman, Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu karena Tak Mau Berurusan dengan Hukum

Cerita Tukang Pelat di Matraman, Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu karena Tak Mau Berurusan dengan Hukum

Megapolitan
Pusaran Kejahatan Seksual Anak yang Tak Berjeda...

Pusaran Kejahatan Seksual Anak yang Tak Berjeda...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 4 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 4 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 4 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 4 Juni 2024

Megapolitan
Cuti demi Pilkada, Supian Suri Kemas Barang Pribadinya yang Ada di Ruangan Sekda Depok

Cuti demi Pilkada, Supian Suri Kemas Barang Pribadinya yang Ada di Ruangan Sekda Depok

Megapolitan
Polisi: Puluhan Warga Bogor Diduga Keracunan Usai Mengonsumsi Makanan Haul

Polisi: Puluhan Warga Bogor Diduga Keracunan Usai Mengonsumsi Makanan Haul

Megapolitan
Berburu Klakson “Telolet” Berujung Maut di JPO Jatiasih yang Pagar Kawatnya Berlubang…

Berburu Klakson “Telolet” Berujung Maut di JPO Jatiasih yang Pagar Kawatnya Berlubang…

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Bekerja sebagai Pengamen Jalanan

Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Bekerja sebagai Pengamen Jalanan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com