TANGERANG, KOMPAS.com - Penyebab insiden dua pesawat Lion Air jenis AirBus A330 dan Boeing 737-900er yang bersenggolan di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (1/5/2016) malam, masih belum bisa dipastikan.
Meski sudah ada penjelasan dari pihak Lion Air dan Airport Traffic Centre (ATC), penyebab pasti kejadian yang merusak sayap masing-masing pesawat tersebut harus menunggu pemeriksaan dari pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Kami masih belum mengetahui dan masih menunggu hasil (pemeriksaan) dari KNKT seperti apa," kata Senior General Manager Bandara Soekarno-Hatta M Suriawan Wakan kepada Kompas.com, Senin (2/5/2016) malam.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pihak Lion Air dan ATC, bahwa senggolan kedua pesawat telah diselidiki oleh KNKT. Namun, masing-masing pihak, baik Lion Air maupun ATC yang adalah AirNav Indonesia, menuturkan dua hal yang berlainan.
Public Relation Lion Air Andy Saladin mengaku, pilot di kedua pesawat sudah mengikuti arahan petugas dari ATC yang telah mengizinkan mereka untuk melakukan pushback atau mundur dari area apron.
Namun, tidak lama setelah pushback, kedua pesawat itu bersenggolan dan bagian sayapnya rusak. Tidak dijelaskan lebih lanjut sejauh mana kerusakan pada bagian sayap pesawat, tetapi peristiwa itu sampai membuat penumpang dievakuasi dan berganti pesawat lain.
Secara terpisah, Head of Corporate Communications & Institution Relations AirNav Indonesia Yohanes Sirait menyebutkan, petugas ATC sudah berkoordinasi dengan pilot di kedua pesawat tersebut.
Sebelum petugas ATC mengizinkan untuk pushback dari apron, pilot ditanyai apakah sudah siap dan kondisi lapangan sudah aman atau belum.
Hal itu dikarenakan ATC tidak memantau kondisi di area apron, semua informasi diteruskan dari pilot. Tidak lama setelah pilot-pilot menjawab siap untuk pushback, kedua pesawat tersebut pun bersenggolan.