JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir sebulan setelah penertiban Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, warga Pasar Ikan masih bertahan di tenda pengungsian yang didirikan di atas puing bangunan rumah mereka.
Dari pantauan Kompas.com, ada tujuh tenda pengungsian yang sudah berdiri di Pasar Ikan. Untuk satu tenda, bisa diisi sekitar sembilan kepala keluarga (KK), yang masing-masing keluarga terdiri dari empat orang.
Jumlah tenda tersebut terus bertambah. Sebab, banyak juga bantuan yang datang untuk warga Pasar Ikan berupa tenda. Seluruh bantuan tenda itu mayoritas berasal dari Lembaga Swadaya Masyarakat dan organisasi Massa.
Selain tenda, warga Pasar Ikan juga terlihat tengah membangun sebuah gubuk. Tampak belasan gubuk berukuran 3 x 4 meter persegi berdiri di atas tanggul yang memisahkan antara Sunda Kelapa dengan Pasar Ikan.
Tampak pula warga Pasar Ikan yang mayoritas adalah laki laki membangun gubuk dengan menggunakan bahan kayu dari sisa rumah mereka.
Selain memanfaatkan gubuk tersebut untuk dijadikan tempat tinggal, warga juga menjadikan gubuk sebagai tempat berjualan jajanan ringan.
Tampak pula puluhan bendera dari berbagai organisasi berkibar di atas puing reruntuhan Pasar Ikan seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT), Front Pembela Islam (FPI), hingga bendera Parta Gerindra dan Partai Keadilan Sosial (PKS) turut menghiasi langit Pasar Ikan.
Tidak ada lagi aktivitas pembersihan puing yang dilakukan oleh eskavator. Terlihat 4 sampai 5 eskavator rapi terparkir di samping Gedung Museum Bahari.