JAKARTA, KOMPAS.com — Aktivis Ratna Sarumpaet tiba-tiba merasa terusik dengan kehadiran aparat polisi dan TNI yang hadir dalam dialog Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan warga Pasar Ikan, Akuarium, dan Luar Batang.
Ratna yang sedang berkesempatan memberi sambutan di acara yang digelar di lahan bekas gusuran di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, itu bertanya-tanya untuk apa aparat hadir dalam acara ini.
"Lihat banyak kepolisian dan TNI datang, ngapain? Orang kita cuma bersilaturahim," kata Ratna, Selasa (10/5/2016).
Ratna juga menyinggung mengenai pemandangan yang dilihatnya di jalan masuk menuju Pasar Ikan. Dia mempertanyakan mengapa sampai ada deretan mobil polisi berbaris.
"Yang saya lihat berderet mobil polisi dan baju loreng. Mereka harusnya bela kita, saya sedih," ujar Ratna.
Ratna bertanya-tanya bagaimana nasib warga korban gusuran yang masih bertahan di Pasar Ikan. Ia berharap agar warga kuat menghadapinya.
Ratna menyalahkan arah pembangunan yang dilakukan pemerintah saat ini. Ia melihat pemerintah justru dikendalikan investor, bahkan termasuk Presiden Joko Widodo.
"Saya lihat investor yang mengatur kita semua, termasuk mengatur Presiden," ujar Ratna.