Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daeng Aziz Pertanyakan Bukti-bukti dari Petugas P2TL PLN

Kompas.com - 11/05/2016, 18:00 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persidangan Abdul Aziz atau Daeng Aziz di Pengadilan Negeri Jakarta Utara hari ini menghadirkan dua saksi dari Polres Jakarta Utara.

Kedua saksi yaitu Mukti Fachrurochman dan Yoki Dwi Mahardika diminta menjelaskan keterlibatan mereka dalam kasus pencurian listrik yang menyeret nama Aziz.

Dari kesaksian Mukti dan Yoki menyebut bahwa mereka ditugaskan mendampingi tim P2TL atau Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik dari PLN untuk mendata alat-alat milik PLN. Saat itu, kawasan Kalijodo akan digusur.

Baik Mukti dan Yoki mengakui melihat adanya sambungan kabel yang tidak terhubung ke meteran. Bahkan ketika sakelar dimatikan, beberapa peralatan seperti kulkas, sound sistem, dan AC masih hidup.

"Ada kejanggalan, kabel yang meluncur dari tiang menjulur ke lokasi, tidak sesuai dengan ketentuan. Ada kabel yang terhubung tapi tidak melalui meteran. Pada saat sakelar dimatikan, ada beberapa alat listrik yang masih hidup meski sudah dimatikan meterannya," ujar Mukti di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rabu (11/5/2016).

Pada saat persidangan, jaksa penuntut umum menghadirkan beberapa barang bukti seperti kabel listrik, MCB, AC, dan sound system. Dari seluruh keterangan saksi, Aziz mengaku keberatan dengan pengakuan saksi.

Aziz menilai, pendataan yang dilakukan PLN di kafe Intan tanpa sepengetahuan dirinya. Aziz bahkan mengatakan tidak tahu tentang keberadaan barang bukti tersebut.

"Saya keberatan karena itu (kesaksian) adalah versinya sendiri, saya juga tidak tahu keberadaan barang-barang tersebut," ujar Aziz.

Persidangan Aziz selesai sekitar pukul 16.15 WIB. Sidang lanjutan Aziz dengan agenda mendengarkan keterangan saksi akan dilakukan pada Rabu depan. (Baca: Bos PLN: Karyawan PLN yang Terlibat Pencurian Listrik di Kafe Daeng Azis akan Dipidana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com