Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Anggap Alasan Bupati Menertibkan Dadap Mengada-ada

Kompas.com - 11/05/2016, 18:47 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sebagian besar warga Kampung Baru Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, kini menganggap tujuan penertiban di Dadap sudah dibuat-buat dan terkesan ada yang ditutup-tutupi. Hal itu diucapkan oleh Ketua Remaja Peduli Dadap, Aldy, saat ditemui Kompas.com di Dadap, Rabu (11/5/2016).

"Semua alasan penertiban yang bilang mau bikin Islamic Center, pusat kuliner, itu mengada-ada. Lagian, mana mungkin bikin itu semua di sini? Ini kan tepi laut. Pas dipikir-pikir, area yang digusur juga enggak cukup buat bangun itu semua. Ini pasti ada hubungannya sama reklamasi," kata Aldy.

Dugaan Aldy pertama-tama didasarkan pada pemaparan dari Pemerintah Kabupaten Tangerang saat sosialisasi awal, bulan Maret 2016 lalu.

Saat itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyebutkan, hanya lokalisasi dan tempat prostitusi yang ditertibkan. Warga pun menganggap hanya bangunan kafe remang-remang yang digusur, bukan rumah mereka yang terletak tidak jauh dari lokalisasi.

Namun, pernyataan itu berubah pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Warga Dadap diberi tahu bahwa rumah mereka juga ikut akan ditertibkan.

Terlebih, warga melihat, batas Kampung Baru Dadap dengan laut tepat berada di tengah dua pulau hasil reklamasi, yakni Pulau A dan Pulau B.

"Bupati diperiksa KPK kan tentang jembatan penghubung PIK 1 ke PIK 2, makanya di sini harus digusur dulu, karena pas di tengah-tengah mau bangun itu. Kita juga yakin, kok, Bupati pasti sudah dapat bagian dari pengembang. Jadinya kita kan yang dikorbanin," tutur Aldy.

"Lagian, kalau mau dibikin pusat kuliner atau Islamic Center, kenapa baru sekarang? Di sini restoran seafood juga banyak, mayoritas warganya Muslim. Enggak masuk akal jadinya," ujar dia lagi menambahkan.

Warga Kampung Baru Dadap sepakat akan tetap menolak penertiban. Mereka bahkan kini berjaga-jaga secara bergantian selama 24 jam untuk mengantisipasi adanya penyusup atau hal-hal yang tak diinginkan lainnya sebagai dampak dari bentrokan dengan aparat kemarin.

Kompas TV Begini Rencana Relokasi Dadap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com