Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tambahkan Personel di Jalanan Setelah "Three in One" Dihapus

Kompas.com - 12/05/2016, 12:38 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasubdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto, mengatakan pihaknya akan menambah jumlah personel di ruas jalan protokol yang selama ini menjadi kawasan three in one.

Hal tersebut untuk mengurai kemacetan di sejumlah ruas protokol saat peraturan itu dihapus dan belum adanya peraturan penggantinya.

"Kami akan lakukan pemantauan-pemantauan kemacetan, kalau nanti memang ada kemacetan yang signifikan akan ada penambahan personel pada jalan-jalan yang selama ini diberlakukan 3 in 1," ujar Budiyanto ketika dihubungi Kompas.com Kamis (12/5/2016).

Ia menuturkan hasil uji coba penghapusan three in one sejak 14 April lalu memang ada sejumlah ruas jalan yang mengalami kepadatan arus lalu lintas karena tidak diberlakukannya three in one. Namun ada juga ruas jalan yang mengalami penurunan kepadatan arus lalu lintas.

Budiyanto menuturkan, three in one sedikit banyak bisa mengurangi kemacetan di ruas jalan protokol, terutama pada sore hari. Namun karena sudah diputuskan akan dihapuskan, pihaknya akan mendukung langkah tersebut.

"Ya sedikit banyak mampu mengurangi kepadatan di ruas jalan protokol. Ya tapi ini kan sudah keputusan, kita harus mendukung," ucapnya.

Budiyanto menjelaskan pihaknya akan bersinergi dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta untuk mencari solusi yang cepat dan tepat guna menanggulangi kemacetan di Ibu Kota.

"Nanti kita akan bersinergi dengan Dishub untuk mencari solusi yang cepat untuk mengurai kemacetan. Kan ada beberapa wacana program yang digulirkan, seperti perluasan pembatasan roda dua di jalan protokol dan lain-lainya," kata Budiyanto.

Pemprov DKI Jakarta secara resmi akan menghapus kebijakan three in one mulai Senin mendatang. Penghapusan diputuskan setelah adanya kajian dan masa uji coba yang telah dilakukan selama satu bulan.

Kadishubtrans DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, efektivitas kebijakan three in one saat ini dinilai sudah tidak signifikan. Hal itu terlihat dari kemacetan yang tetap terjadi selama ada kebijakan three in one.

"Tidak signifikan, makanya mulai Senin mendatang secara resmi dihapuskan. Selama ada atau tidak ada kebijakan tersebut tetap macet," ujar Andri.

Kompas TV Kemacetan Masih Terjadi di Jalur "3 in 1"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com