Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga yang Menyeberang di JPO Stasiun Tanjung Barat Harus Bayar Rp 2.000

Kompas.com - 26/05/2016, 19:40 WIB

JAKARTA - Tiga Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang terintergrasi dengan stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) di beberapa wilayah Jakarta masih terputus. Padahal, masyarakat membutuhkan JPO itu untuk menyeberang jalanan raya.

Kepala Bidang Management Rekaya Lalu Lintas Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Priyanto mengatakan ada 3 JPO yang sudah diprogramkan untuk disambungkan. Ketiga JPO itu berada di Stasiun Kereta Api Tanjung Barat dan Lenteng Agung di Jakarta Selatan, serta Stasiun Buaran di Jakarta Timur.

Program penyambungan JPO itu masih terkendala izin dari Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI. Oleh sebab itu, pihak Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta telah memberikan surat kepada Ditjen Perekeretaapian RI untuk melanjutkan pembangunan JPO yang terputus itu.

"Kami perlu programkan untuk melakukan penyambungan dan sudah kami suratin Ditjen Perkeretaapian," kata Priyanto saat dihubungi di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (26/5).

Namun, kata dia, belum ada tanggapan dari Ditjen Perekeretaapian Kementerian Perhubungan. "Belum ada balasan surat dari Ditjen Perekeretaapian. Karena memang izin berada disana," ucap Priyanto.

Menurutnya, pembangunan penyambungan JPO sangatlah penting. Tiga JPO itu terpisah antara sisi kanan dan kirinya.  "JPO itu terpisah dan belum nyambung karena terpisah ruang lalu lintas rel," ucapnya.

Kepala Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Selatan, Christanto mengatakan masyarakat harus masuk stasiun untuk menaiki JPO di Tanjung Barat dan Lenteng Agung. Pasalnya, JPO itu belum tersambung.

"Soal JPO belum nyambung dan warga harus masuk Stasiun Kereta Api dulu kalau memang mau melintasi jalan raya dengan JPO," kata Christanto.

Harus Bayar Rp 2.000

Akibat terputusnya JPO, seperti terlihat di Stasiun Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis, warga yang ingin menyeberang harus masuk stasiun. Alhasil, warga harus merogoh kocek sebesar Rp 2.000 setiap masuk stasiun. Belum, tambahan Rp 10.000 untuk kartu Tiket Harian Berbayar Rp 10.000 yang sewaktu-waktu bisa ditukarkan dan uangnya dikembalikan.

Nani (26), warga Tanjung Barat mengatakan fasilitas umum seharusnya gratis bagi warga. 

Selama ini, warga harus melintasi rel kereta api dan jalanan raya untuk melintas. Hal itu sangatlah berbahaya bagi masyarakat. Hal inilah yang kemudian memaksa pejalan kaki untuk membeli tiket multi trip layaknya pengguna KRL agar bisa masuk ke pintu stasiun berikutnya. Setelah itu barulah warga dapat menyebrang ke JPO yang ada di seberangnya.

"Kami harus masuk ke Stasiun dulu dan membeli kartu THB sebesar Rp 12.000. Kemudian, keluar kami kembalikan kartu dan dikembalikan uang Rp 10.000. Jadi untuk lewat JPO harus bayar Rp 2.000," kata perempuan itu.

Karyawati perusahaan swasta itu mengaku JPO sangatlah membantu masyarakat. Sehingga, seharusnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. "Masa buat masyarakat jalan harus bayar sih. Ini pemerintah bagaimana sih ?" keluhnya.

Kepala Humas Daops PT Kereta Api Indonesia, Bambang S Prayitno mengatakan memang sudah ada pembicaraan antara Ditjen Perekeretaapian Kementerian Perhubungan RI dan Pemprov DKI untuk menyambungkan tiga JPO itu. Namun, saat ini, warga memang harus lewat stasiun untuk melintasi rel.

Halaman:
Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com