JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan, pedagang kaki lima (PKL) tidak bisa terus membuat macet kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Hingga kini, menurut Basuki, PKL kerap turun ke jalan raya dan membuat macet arus lalu lintas.
"Enggak mungkin jalanan kami tiap hari kamu tutup," kata Basuki, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (3/6/2016).
(Baca juga: Penertiban PKL di Tanah Abang Terpaksa Ditunda karena Pedagang Melawan)
Basuki mengaku sedang mempertimbangkan pemberian sanksi tegas kepada PKL yang bersikeras berdagang di jalan raya.
Pria yang dikenal dengan nama Ahok ini mengancam akan menggugat bos oknum penyewa lapak PKL tersebut.
"Kalau mereka masih ngotot seperti ini, ini kan ada bosnya nih yang nyewain. Kami lagi cari dasar hukum untuk menggugat mereka atas tindakan korupsi, karena menjadikan lahan negara untuk dijual dan disewakan," ujar Basuki.
Diberitakan sebelumnya, PKL di Tanah Abang kian marak jelang Ramadhan. Para PKL itu mengokupasi trotoar dan jalan di Tanah Abang.
(Baca: PKL Tanah Abang Kembali Kuasai Trotoar dan Badan Jalan)
PKL Tanah Abang didominasi oleh pedagang pakaian. Setelah itu, pedagang minuman kopi dan makanan. Letak PKL Tanah Abang hampir di sekeliling pusat grosir terbesar di Asia Tenggara itu.
Letak PKL yang paling banyak ada di seberang Stasiun Tanah Abang. Sebagian besar PKL di tempat itu berjualan pakaian. Dagangan mereka menutupi trotoar untuk pejalan kaki.
Bahkan, ada beberapa pedagang yang memakan badan jalan. Akhirnya, pejalan kaki pun terpaksa melintas di luar trotoar.