JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Teman Ahok sudah membuka peluang bagi partai politik yang ingin mengusung Basuki dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Namun, Basuki dan Teman Ahok tidak mau membiayai kegiatan partai yang berkaitan dengan pencalonan Basuki.
"Partai pendukung, bagaimana kalau mereka mau membuat kegiatan-kegiatan? Silakan saja memakai uangnya sendiri karena jelas uang yang dikumpulkan nanti di rekening resmi, pasti terbatas," ujar Basuki di Markas Teman Ahok, Graha Pejaten, Minggu (19/6/2016) malam.
(Baca juga: "Teman Ahok" Mengaku Sudah Kembalikan Pinjaman Modal Rp 500 Juta dari Hasan Nasbi)
Pria yang dikenal dengan nama Ahok ini mengatakan, nantinya Teman Ahok akan menggelar acara kampanye dan mewajibkan warga pendukung untuk membeli tiket agar bisa masuk.
Ia tidak melakukan gaya kampanye tempo dulu yang mengangkut warga ke sebuah tempat kampanye dan membagi-bagikan kaus.
Selain itu, ia juga memiliki konsep untuk menjual kursi kepada warga pendukung yang ingin makan bersamanya di restoran.
Semua penghasilan dari model kampanye tersebut akan dimasukkan ke dalam rekening khusus.
"Seandainya partai yang tiga itu pun dukung, partai sudah tahu kalau mau buat kegiatan bikin baju segala macam, itu urusan mereka. Yang pasti saya enggak akan pernah mencetak baju dan membagikan baju karena semua marchandise harus Anda beli," ujar Ahok.
(Baca juga: Terkumpulnya 1 Juta Data KTP dan Kesiapan "Teman Ahok" Bekerja Sama dengan Parpol)
Keputusan Ahok dan Teman Ahok ini sengaja dibuat untuk menghilangkan citra negatif di masyarakat.
Citra yang dimaksud adalah mengenai modal besar yang dibutuhkan orang untuk mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta. Ahok mengatakan, tidak perlu kaya untuk menjadi gubernur.
"Kita mau hapus stigma orang yang bilang kalau mau jadi gubernur DKI minimal punya berapa ratusan miliar karena ini DKI kan. Kita mau nyatakan enggak perlu itu, selama karakter kamu teruji," ujar Ahok.