JAKARTA, KOMPAS.com - Moda transportasi kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Cawang berdekatan dengan Halte Transjakarta Cawang Cikoko. Namun, Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menilai masih perlu peningkatan integrasi antara keduanya.
"Di Cawang masih perlu peningkatan integrasi," ujar anggota DTKJ Aditya Dwi Laksana dalam diskusi publik tentang peningkatan keterpaduan moda KRL dan transjakarta di Jakarta, Senin (20/6/2016).
Salah satunya yakni jembatan antara halte transjakarta menuju Pinang Ranti dan menuju Semanggi hingga Pluit yang belum terhubung. Akibatnya, penumpang dari Stasiun Cawang yang akan melanjutkan perjalanan menggunakan transjakarta menuju Semanggi hingga Pluit harus melewati terowongan yang akses jalannya sempit.
"Belum tersambung, antara Cawang Cikoko ke arah Semanggi harus berjalan jauh, jalan di terowongan kereta yang jalannya sempit. Kalau kedua jembatan bisa dihubungkan akan sangat memudahkan pengguna jasa," kata dia.
Selain itu, akses jalan dari Stasiun Cawang menuju Halte Cawang Cikoko ke arah Pinang Ranti pun terhadap tembok yang harus dilangkahi. Tembok itu juga seringkali diduduki pedagang kaki lima.
"Kondisi di sisi utara, pedestrian sudah baik, cuma para pengguna jasa masih harus melangkahi dinding yang beberapa waktu tertentu ditempati PKL, meskipun dinding itu tidak terlalu tinggi," lanjut Aditya.
DTKJ juga menilai, tangga di Halte Cawang Cikoko cukup curam. "Tangga cukup curam dan terlalu banyak anak tangga," ujarnya.
DTKJ menilai, integrasi ini harus diperbaiki dengan koordinasi antara berbagai pihak seperti Dinas Perhubungan dan Transportasi, Dinas Bina Marga, dan Satpol PP untuk menertibkan para PKL. "Ini jadi PR bersama," ucap Aditya.