Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasan Nasbi Duga Pengakuan Mantan PJ Hanya untuk Mendiskreditkan "Teman Ahok"

Kompas.com - 22/06/2016, 22:51 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri lembaga survei Cyrus Network sekaligus mentor relawan "Teman Ahok", Hasan Nasbi menduga ada motif buruk dari pengakuan mantan Teman Ahok soal kecurangan pengumpulan KTP. Hasan menjelaskan, dugaan tersebut yaitu, pertama, ada kemungkinan tudingan itu untuk menghancurkan Teman Ahok.

Kedua, tuduhan tersebut untuk bertujuan untuk memisahkan Teman Ahok dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ketiga, ingin menekan Ahok agar merapat ke partai politik pada Pilkada DKI 2017.

"Motifnya apa, kami tidak bisa menebak. Bisa jadi membuat Teman Ahok tidak lagi dipercayai oleh Ahok, bisa jadi. Tapi saya nggak tahu yang mana motifnya," ujar Hasan saat ditemui di Graha Pejanten, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2016).

Sebelum isu miring soal pengumpulan KTP, Teman Ahok juga diterpa isu tidak sedap soal aliran dana sebesar Rp 30 miliar yang diberikan pengembang reklamasi kepada Teman Ahok.

Menanggapi masalah yang datang silih berganti menerpa Teman Ahok, Hasan menilai ada skenario yang sudah diatur untuk mengskreditkan Teman Ahok. (Baca: Kesaksian PJ "Teman Ahok" soal Pemecatan, Modus Kecurangan, dan Biaya Sewa Kafe)

"Saya pikir ujung-ujungnya mengskreditkan anak-anak muda ini yang bergairah, yang ikut partisipasi politik yang baru pertama kali saya lihat. Mereka dicoba untuk dihancurkan oleh orang-orang yang lebih senior," ujar Hasan.

Selain mengaku memalsukan KTP, kelima mantan Teman Ahok menuding bahwa biaya yang dikeluarkan "Teman Ahok" mencapai Rp 12 miliar lebih. Salah satu pengeluaran untuk membiayai honor penanggung jawab (PJ) posko sebanyak 153 posko dengan anggaran sebesar Rp 382 juta perbulan.

Namun Teman Ahok membantah pernyataan tersebut dengan menyebut posko Teman Ahok tidak mencapai 153 posko. Tapi Teman Ahok mengakui bahwa ada dana operasional sebesar Rp 500.000 per minggu yang dikeluarkan untuk mendanai biaya operasional dari sebagian relawan Teman Ahok. (Baca: Ahok: "Teman Ahok" jika Dapat Rp 30 Miliar, Mukanya Sudah Berubah Hijau Kuning)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com