Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tiga Poin Kesepakatan Pengamanan TPST Bantargebang

Kompas.com - 23/06/2016, 21:16 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kebersihan DKI Jakarta bersama Polresta Bekasi Kota menggelar rapat koordinasi membahas pengamanan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kamis (23/6/2016).

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan ada tiga poin kesepakatan dari rapat koordinasi tersebut.

"Pelaksanaan pengangkutan sampah dari DKI Jakarta ke TPST Bantargebang tetap berjalan seperti biasa," kata Isnawa kepada Kompas.com, Kamis (23/6/2016).

Pada kesempatan itu, kepolisian meminta Dinas Kebersihan DKI Jakarta untuk segera melapor jika terjadi tindak anarkis atau penghadangan truk sampah. Kedua, Dinas Kebersihan DKI Jakarta akan melakukan sosialisasi tentang rencana swakelola TPST Bantargebang kepada masyarakat sekitar TPST.

"Ini agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang rencana swakelola," kata Isnawa.

Ketiga, jika pihak pengelola TPST Bantar Gebang, PT Godang Tua Jaya (GTJ) dan PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) merasa keberatan dengan surat peringatan ketiga yang telah disampaikan oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, mereka dapat menempuh jalur hukum.

"Namun demikian agar pengelolaan TPST Bantargebang pasca-surat peringatan ketiga ini tetap berjalan normal seperti biasa," kata Isnawa. (Baca: Pengelola Bantah Tutup TPST Bantargebang)

Ia pun mengimbau kepada pengemudi truk untuk tetap waspada dan berhati-hati ketika mengangkut sampah ke TPST Bantargebang.

"Apabila mendapati aksi anarkis segera laporkan kepada pihak berwajib," kata Isnawa.

Adapun penghadangan truk sampah Dinas Kebersihan DKI Jakarta, pada Rabu (22/6/2016) kemarin, disebabkan karena penerbitan surat peringatan ketiga kepada pengelola TPST Bantargebang, PT GTJ dan PT NOEI. (Baca: Pemprov DKI Terbitkan SP 3 kepada Pengelola TPST Bantargebang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com