Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Filosofi Pemilihan Patung Garuda di Gerbang Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 24/06/2016, 19:33 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Sosok dua ekor burung garuda dalam bentuk patung dipilih PT Angkasa Pura II untuk diletakkan di gerbang masuk Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Ada pertimbangan tersendiri mengapa burung garuda yang dipilih sebagai patung paling depan menyambut penumpang yang menuju bandara tersebut.

"Lambang negara kita kan Garuda Pancasila. Airport itu sifatnya nasional. Jadi setelah berdiskusi, akhirnya dipilih burung garuda supaya semua orang yang ke bandara, dari kalangan manapun, merasa sama. Itu filosofinya," kata seniman pembuat patung burung garuda, Nyoman Nuarta, kepada pewarta di NuArt Sculpture Park, Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/6/2016).

PT Angkasa Pura II meminta bantuan Nyoman selaku seniman patung realis kontemporer ternama untuk membuat desain dan patung tersebut hingga jadi. Adapun sebelumnya, sempat ada beberapa alternatif desain patung yang diusulkan, tapi dinilai kurang mewakili masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

"Kalau kami pakai simbol yang sifatnya etnik, enggak pas. Nanti orang tanya, kenapa enggak pakai etnik suku saya, misalnya begitu," tutur Nyoman.

Secara terpisah, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengaku lebih setuju patung yang diletakkan di depan Bandara Soekarno-Hatta adalah patung burung garuda. Budi juga sudah merencanakan, setelah patung burung garuda, akan ada patung lainnya hingga penumpang sampai pada pusat Bandara Soekarno-Hatta, yakni patung Soekarno dan Mohammad Hatta di Bundaran Terminal 3.

"Harapannya, saat orang masuk ke Bandara Soekarno-Hatta, ada suatu pendakian emosi. Patung burung garuda sebagai sebuah teaser besar, ditempatkan persis di depan bandara," ujar Budi.

Pantauan Kompas.com, patung burung garuda yang tengah dibangun memiliki tinggi sekitar 18 meter. Material yang digunakan untuk membuat patung adalah tembaga dengan lapisan kuningan.

Beberapa bagian patung juga diperkuat dengan stainless steel. Ada sekitar 30 pekerja yang terlibat merapikan bagian-bagian patung. Sekilas dipandang, ada dua burung garuda yang mengarah ke kiri dan ke kanan. Model seperti itu dipilih agar penumpang yang akan masuk maupun keluar dari area bandara sama-sama bisa melihat burung garuda.

Kompas TV Kemenhub Cek Kelayakan Pesawat di Soekarno-Hatta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com