Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi Mapolres Jakut, Ratna Sarumpaet Minta Dua Pemukul Polisi Dibebaskan

Kompas.com - 27/06/2016, 12:04 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet, beserta sejumlah pengacara dari Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) mendatangi Mabes Polres Jakarta Utara, Senin (27/6/2016) pagi.

Kedatangan Ratna untuk meminta Polres Jakarta Utara membebaskan dua orang yang diduga melakukan pemukulan kepada polisi saat penolakan kedatangan Gubernur Basuki Tjahaha Purnama atau Ahok ke RPTRA Penjaringan, Kamis (23/6/2016) sore.

Dua orang yang ditahan oleh pihak kepolisian yaitu Muhtadi dan Izfan Rahman. Ratna meminta kepada Polres Jakarta Utara untuk membebaskan kedua orang itu karena masih di bawah umur.

"Kami membawa 4-5 orang lawyer dari ACTA karena ini mereka kan masih anak-anak, ya kami minta dikeluarkan, atau paling sedikit tahanan luar atau diberi penangguhan. Ibunya nangis-nangis itu. Kan mereka masih SMU," ujar Ratna di Mapolres Jakarta Utara.

Ratna mengakui bahwa dua orang itu memang melakukan pemukulan terhadap sejumlah polisi saat bentrokan Jumat sore.

"Memang ada videonya kalau mereka memang memukul polisi, tapi ya saya ingin bicara dari hati ke hati saja sama Pak Kapolres, yah paling tidak ada pertimbangan," ujar Ratna.

Ratna mengatakan, terjadinya bentrokan karena Ahok masih memaksa untuk datang ke Penjaringan. Padahal, kata Ratna, sejumlah warga Penjaringan masih belum mau menerima Ahok.

Salah satu penyebabnya karena penggusuran di sejumlah daerah di Penjaringan.

"Kan bukan kali ini saja dia ditolak, kemarin di Rawa Badak juga ditolak kan, tapi dia enggak datang. Takut kali," ujar Ratna.

Ratna mengatakan, kedatangannya bersama sejumlah pengacara dari ACTA berasal dari keinginan mereka untuk menolong warga yang memiliki pendapat yang sama dengan mereka.

Kamis (23/6/2016) sore, terjadi penolakan saat Ahok ingin meresmikan RPTRA di Penjaringan, Jakarta Utara. Penolakan itu berujung pada bentrokan yang mengakibatkan sejumlah warga dan polisi terluka.

Saat peresmian di RPTRA Rawa Badak, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak datang, melainkan diresmikan oleh Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat. (Baca: Dihadiri oleh Djarot, Warga Berharap Ahok Datang ke Peresmian RPTRA Rawa Badak)

Kompas TV Warga Tolak Kedatangan Ahok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com