JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus dugaan hilangnya salah satu bayi kembar Raudiah Elva Ningsih (37) masih belum terjawab.
Namun, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyatakan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) akan meminta klarifikasi dari Raudiah termasuk dari Komnas PA, Rabu (29/6/2016).
"Ada undangan dari IDI untuk minta klarifikasi, kan dia bilang sudah audit medis, kami minta pertanggung jawaban mereka, supaya dijelaskan ke keluarga korban," kata Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait di kantor Komnas PA, Jakarta Timur, Selasa (28/6/2016).
Klarifikasi yang diminta IDI itu menurutnya untuk menjawab surat Komnas PA, yang pernah dikirimkan ke IDI.
Dalam pertemuan itu, pihak Komnas PA menyatakan akan sekaligus bertanya apakah hasil USG Raudiah dari Puskesmas Pasar Minggu saat usia kehamilan 24 minggu dan USG RSUD Budhi Asih pada usia kehamilan 31 minggu, bisa diragukan atau tidak.
Sebab, dua USG dari dua instansi kesehatan itu menyatakan, Raudiah hamil bayi kembar atau gemeli.
"Kami mau tanya USG yang dilakukan saat Ibu Raudiah sudah hamil tua itu diragukan atau enggak. Kemudian apakah dokter melanggar kode etik kedokteran karena melakukan operasi caesar ke Ibu Raudiah tanpa USG. Kalau jawaban IDI tidak memuaskan kami akan ke dewan kehormatan dokter," ujar Arist.
Pihak juga akan menanyakan ke kepolisian untuk mengetahui hasil perkembangan penyelidikan. Pihaknya juga akan menemui pihak Rumah Sakit Harapan Jayakarta (RSHJ) setelah mendapat hasil klarifikasi dari IDI.
Dugaan hilangnya salah satu bayi Raudiah terungkap saat ia mengadu ke kantor Komnas PA, 15 Juni 2016. Raudiah yang punya bukti hasil pemeriksaan USG dari Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu dan USG dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih menyatakan bahwa ia hamil gemeli.
Namun, ia kaget lantaran pihak RSHJ hanya memberinya satu bayi pasca operasi caesar dan menyatakan bahwa ia memang hanya punya satu bayi.
Pihak RSHJ juga telah membantah bahwa Raudiah hamil kembar. Ketua Dewan Pengawas Rumah Sakit Harapan Jayakarta Dokter Hermawan Saputra, dalam konferensi pers di rumah sakit yang berlokasi di Jalan Bekasi Timur Raya, Cakung, Jakarta Timur, 17 Juni mengatakan, pihak RSHJ tidak pernah mendiagnosis kalau Raudiah merupakan pasien dengan hamil kembar.