Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Perumahan Baru Tahu Sertifikat Lahan Cengkareng Barat Bermasalah Setelah Pembayaran

Kompas.com - 01/07/2016, 22:09 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Mantan Kepala Bidang Pembangunan Perumahan dan Permukiman Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Sukmana, mengaku sama sekali tidak tahu bahwa tanah untuk rumah susun di Cengkareng Barat, Jakarta Barat, tercatat sebagai lahan milik Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan.

Sebab, kata dia, saat lahan dibeli dan dipasangi pelang, tak ada sama sekali pihak yang mengajukan komplain. Menurut Sukmana, saat itu pihaknya memasagi pelang bahwa lahan yang dibeli dari Toeti Noeziar Soekarno itu akan dibangun rumah susun.

"Bahkan di lapangan sebelum pembayaran di bulan Agustus, saya pasang papan pengumuman kalau di sini akan dibangun rumah susun. Maksudnya, siapa tahu yang punya lahan tersebut ada yang komplain. Tapi enggak ada," kata Sukmana saat dihubungi, Jumat (1/7/2016).

Menurut Sukmana, pembelian lahan di Cengkareng Barat berawal dari adanya tawaran Toeti. Saat itu, Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan memang tengah gencar mencari lahan untuk menjalankan instruksi dari Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dalam percepatan pembangunan rumah susun.

Sukmana mengatakan, saat itu pihak Toeti memperlihatkan sertifikat yang diterbitkan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sertifikat itulah yang disebut Sukmana membuat pihaknya percaya bahwa proses pembelian lahan telah melewati tahap yang benar.

"BPN kan mengeluarkan sertifikat tidak sembarangan. Melalui proses penelitian panjang. Tapi setelah dibayar ada Info katanya pernah dibebaskan tahun 1967 oleh Dinas Pertanian. Setelah dibayar baru kami tahu. Saya komplain ke BPN pasti dong. Tapi BPN menyatakan itu bersih," tutur Sukmana.

Menurut Sukmana, keyakinan pihaknya bahwa lahan itu "clear" semakin kuat saat BPN menyatakan tak ada pihak lain selain Toeti yang mengajukan pembuatan sertifikat.

"Pak Sumanto (Kepala BPN Jakbar) bilang ini yang punya sertifikat ya Bu Toeti, sedangkan DKI enggak punya sertifikat dan DKI juga belum pernah mengajukan," kata Sukmana.

Lahan untuk rumah susun di Cengkareng Barat dibeli oleh Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan untuk lokasi rumah susun. Di sisi lain, Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan mencatatkan lahan seluas Rp 4,6 hektar itu sebagai bagian dari aset mereka.

Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2015, sengketa kepemilikan lahan antara DKPKP dan Toeti tengah bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Toeti diketahui tengah mengajukan gugatan perdata yang ia daftarkan ke kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 4 Mei 2016.

Kompas TV Ahok Tuding BPKAD Terlibat Kasus Lahan DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com