JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memiliki beberapa catatan setelah meninjau Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, Senin (4/7/2016). Satu hal yang paling dipertanyakan Basuki adalah sepinya terminal tersebut dibanding terminal lainnya.
"Saya cuma mau tahu saja kenapa bus luar kota enggak ngumpul di sini (Terminal Pulogebang)? Ternyata di Terminal Pulogadung, semua sudah terlanjur penjualan tiketnya," kata Basuki, di Terminal Pulogebang.
Untuk arus mudik dan balik tahun ini, Basuki masih mengizinkan penjualan tiket di terminal lain. Ia menargetkan, penjualan tiket seluruh perusahaan otobus (PO) dilakukan di Terminal Pulogebang, setelah Lebaran. Selain itu, rute bus transjakarta juga harus dioptimalkan ke Terminal Pulogebang.
"Memang ada kesalahan soal AC, tadi agak panas kan di sana. Nah ada freon service itu mata anggarannya mesti dimasukkan ke APBD Perubahan," kata Basuki.
Saat berkeliling Terminal Pulogebang, Basuki sempat mengeluhkan panasnya ruang tunggu penumpang. Hampir seluruh penyejuk udara di sana mati dan dianggap Basuki akan merugikan penumpang.
Selain itu, kata Basuki, pembangunan terminal terbesar se-Asia Tenggara ini sudah bagus tapi salah desain. Menurut dia, seharusnya ada pembangunan rumah susun di atas terminal. Rusun itu bisa disewakan seperti hotel transit yang ada di stasiun maupun bandara.
"Harusnya bisa kayak gitu kalau terminalnya beroperasi 24 jam. Jadi orang dari sini mau ke luar kota, istirahat beberapa jam di hotel transit itu," kata Basuki.