JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orangtua yang terkait kasus vaksin palsu berencana mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), hari ini. Kedatangan para orangtua itu disebut untuk membuat pengaduan kasus vaksin palsu.
Perwakilan orangtua korban vaksin dari RS Harapan Bunda, August Siregar, mengatakan, rencananya para orangtua akan mendatangi KPAI pukul 14.00 nanti.
"KPAI harus hadir memberikan advokasi ke para korban," kata August, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/7/2016).
August menyatakan, pihak orangtua merasa dirugikan dengan kasus vaksin palsu ini. Padahal, para orangtua korban vaksin palsu membeli vaksin dengan biaya mahal.
Belum lagi tidak ada penjelasan resmi secara tertulis bahwa anak mereka yang mendapat vaksin palsu tidak akan terganggu kesehatannya ke depan. Selama ini, penjelasan soal dampak vaksin palsu hanya sebatas lisan dari pemerintah, namun tanpa ada bukti penelitian.
"Anak ini kan generasi bangsa. Kalau 10 tahun lagi tiba-tiba semua anak pada cacat gimana. Kan enggak ada satupun penelitian yang dalam bentuk tulisan, bahwa vaksin palsu tidak berdampak buruk, kan," ujar August.
August menyatakan, tuntutan orangtua korban ke RS Harapan Bunda soal vaksin palsu ini akan tetap berlanjut. Akhir pekan rencananya orangtua akan datang lagi ke rumah sakit tersebut.
"Kita kan rata-rata orang kerja, jadi ke situ kita bisa aplusan. Tapi kalau masih tetap Harapan Bunda tidak memberikan respons yang positif, kita hari Sabtu atau Minggu kita akan beramai-ramai lagi tuntut keadilan," ujar August.
Soal rencana menempun jalur hukum, August menyatakan pihaknya mempercayakan ke Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). "Kita percayakan ke YLBHI," ujarnya.
Adapun suasana pelayanan medis di RS Harapan Bunda hari ini tetap berjalan seperti kemarin saat dibuka normal lagi. Namun, pengamanan masih terlihat dari kepolisian yang berjaga di sejumlah tempat.