JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan cukup sulit untuk mengawasi praktik makam fiktif di Jakarta. Menurut Ahok, pengawasan menjadi lebih sulit jika banyak aparat yang menjadi oknum dalam praktik tersebut.
Oleh karena itu, Basuki memilih untuk menunjuk orang yang berani menjadi kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.
"Memang ini kalau semuanya maling, susah ngawasi makam fiktif. Kalau semuanya, baik kepala dinasnya enggak berani, susah juga," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Sabtu (23/7/2016).
"Makanya saya cari orang enggak usah terlalu pinter deh, yang penting rajin, berani, dan punya hati saja biar bawahannya enggak berani main," tambah Basuki.
Basuki memang baru mengganti kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI. Jika sebelumnya dipegang oleh Ratna Diah Kurniati, kini diduduki oleh Djafar Muchlisin.
Basuki sebelumnya mengaku sering merasa kesal dengan Ratna karena kerap melindungi anak buahnya.
"Kita udah ganti nih orang-orang, dipecatin, ganti," ujar Basuki.
Sebelumnya Basuki mengaku menerima hingga 80 laporan makam fiktif dalam satu hari. Basuki yakin, praktik semacam ini masih banyak terjadi di TPU-TPU di Jakarta.
Makam fiktif pertama kali ditemukan oleh Kadis Pertamanan dan Pemakaman Djafar Muchlisin di TPU Karet Bivak. Makam fiktif tersebut adalah makam yang sudah terdapat batu nisan, namun tidak ada jenazah di dalamnya. Biasanya makam tersebut sudah dipesan terlebih dulu oleh warga.