Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Upaya Dinas Pemakaman Cegah Terulangnya Persoalan Makam Fiktif

Kompas.com - 25/07/2016, 18:59 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Djafar Muchlisin, mengatakan, pihaknya tengah merapikan data-data pemakaman di seluruh TPU yang berada di bawah pengelolaan Pemprov DKI.

Data-data yang sudah dirapikan itu kemudian akan diserahkan kepada pihak pelayanan terpadu satu pintu (PTSP).

"Pertama perbaikan data, kalau sudah rapi, valid, kami serahkan ke PTSP. PTSP kan yang akan mengeluarkan izin kepada pemakaman itu," ujar Djafar di TPU Kawi-kawi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2016).

Dengan merapikan pendataan tersebut, masyarakat bisa langsung mengetahui lahan pemakaman di TPU mana saja yang kosong dan dapat digunakan.

"Masyarakat yang butuh tidak perlu lagi menemui calo-calo. Mereka bisa langsung lihat data di PTSP. Begitu diklik, ada data kan di situ berapa jumlah makam yang kosong," kata dia.

Djafar menargetkan semua data-data pemakaman akan selesai dirapikan dalam tiga bulan ke depan. Makam-makam yang ditemukan fiktif kemudian akan ditertibkan.

"Pendataan akan terus menerus dilakukan, kami upayakan untuk 3 bulan ini se-DKI datanya sudah masuk, kemudian perlahan-lahan dilakukan penertiban," ucap Djafar.

Selain merapikan data pemakaman, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI juga berencana melakukan pembebasan lahan di sekitar TPU. Djafar menyebut tidak akan membuka TPU baru, tetapi hanya memperluas lahan di TPU yang sudah ada.

"Pembebasan lahan di sekitar TPU, perluasan ya. Seperti di Pondok Ranggon, mudah-mudahan tahun ini bisa diperluas lagi. (Kami) tidak mengambil di tempat baru, tapi perluasan," tuturnya.

Perbaikan sistem pendataan pemakaman dan perluasan lahan TPU diharapkan dapat memenuhi kebutuhan makam masyarakat. Dengan begitu, keberadaan makam fiktif tidak akan terulang lagi.

"Jadi, kami harapkan antara kebutuhan dan ketersediaan makam itu berimbang. Selama ini masyarakat banyak yang membutuhkan, tapi kami selalu mengatakan penuh. Tapi ternyata setelah kami lakukan penelitian masih ada," sebut Djafar. (Baca; Kasudin: Dilarang Pesan Makam untuk Orang Hidup!)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com