Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Klarifikasi soal Data Kemiskinan di Jakarta

Kompas.com - 02/08/2016, 10:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengklarifikasi soal data kemiskinan di Jakarta yang sempat dipertanyakan karena tidak membandingkan sesuatu yang setara.

Kepala BPS DKI Jakarta, Syech Suhaimi, menjelaskan, pendataan yang dilakukan BPS memang selalu dilakukan dua kali dalam setahun, masing-masing mengacu pada kondisi per bulan Maret dan September.

Menurut Suhaimi, dalam setiap pengumuman data terbaru, pihaknya selalu mencantumkan data sebelumnya, baik data Maret maupun September.

Khusus saat pengumuman pada Juli lalu, Suhaimi menyebut pihaknya tidak hanya mengumumkan data per Maret 2016 saja, tetapi menyertakan juga data September 2015 dan Maret 2015.

Meski menyertakan data September dan Maret secara bersamaan, Suhaimi menyatakan pihaknya selalu menyarankan agar perbandingan dilakukan dalam periode yang sama, dalam hal ini data Maret seharusnya dibandingkan dengan Maret.

"Kalau Maret memang harus dibandingkan dengan Maret, September dengan Sep[tember. memang lebih afdol begitu. Teori ekonomi memang begitu. Lebih bagus kalau mau melihat naik atau turun ya dilihat selama pereiode yang sama," kata Suhaimi kepada Kompas.com, Selasa (2/8/2016).

Meski menyarankan agar perbandingan dilakukan dalam periode yang sama, Suhaimi mengatakan, pihaknya tidak bisa melarang apabila ada media yang membandingkan data Maret dengan September.

Situasi itulah yang disebutnya terjadi saat pengumuman pada Juli lalu.

"Jadi tolong diluruskan. Kami umumkan Maret 2015, September 2015, Maret 2016. Cuma mungkin teman-teman media biar heboh, dipakailah data yang September. Kami kan tidak bisa melarang. Karena tidak salah juga," ujar Suhaimi.

Berdasarkan angka kemiskinan yang dirilis BPS DKI Jakarta pada Juli lalu, disebutkan bahwa jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2016 mencapai 384,3 ribu orang (3,75 persen). Angka kemiskinan tersebut sedikit meningkat dibandingkan dengan keadaan pada September 2015 (3,61 persen), namun menurun jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2015 (3,93 persen).

Pasca rilis dari BPS, kemudian muncul pemberitaan yang menyebutkan angka kemiskinan di Jakarta meningkat.

Menurut Suhaimi, pasca munculnya pemberitaan itu, pihaknya sudah mengklarifikasi langsung ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama maupun Bank Indonesia mengenai data yang sebenarnya.

"Jadi BPS sama Gubernur dan BI tidak ada masalah," kata Suhaimi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com