Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Penalti Pilot di Lion Air Mencapai Miliaran Rupiah jika Mundur

Kompas.com - 08/08/2016, 12:02 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Head of Corporate Legal Lion Group Harris Arthur Hedar menjelaskan mengapa nominal penalti bagi pilot yang mengundurkan diri dari Lion Air mencapai miliaran rupiah.

Serikat Pekerja Asosiasi Pilot Lion Group (SP-APLG) menyebut mereka dipaksa bekerja dalam masa kontrak hingga 20 tahun dan dikenakan penalti sampai Rp 7 miliar jika mengundurkan diri.

"Kenapa sampai bisa ada yang di atas satu miliar, karena pas mereka (pilot) masuk, mereka terima duit dari kami. Ada kan biaya-biaya yang muncul, misalkan biaya pendidikan ratusan juta rupiah, ada juga biaya transfer kalau mereka pindahan (dari maskapai lain)," kata Harris kepada Kompas.com, Senin (8/8/2016).

Biaya pendidikan yang dituturkan Harris berbeda-beda antara satu pilot dengan pilot yang lain. Sama halnya dengan biaya transfer pilot dari maskapai lain jika ingin bergabung dengan Lion Group, nominalnya beragam.

"Misalkan, dia dari perusahaan lain, dia masuk (Lion Group). Kami bayarin sekian, ditanggung perusahaan, itu kami bayarin dulu," kata Harris.

Selain itu, mekanisme perjanjian kontrak antara calon pilot dengan Lion Group juga disinggung oleh Harris. Menurut dia, semua kewajiban dan hak pilot telah diatur lengkap dalam perjanjian yang dimaksud.

Jika calon pilot merasa tidak cocok dengan aturan Lion Group, mereka bisa memilih untuk tidak menandatangani perjanjian tersebut.

"Kan mereka datang menawarkan diri, minta disekolahkan, semua biaya ditanggung oleh Lion. Makanya kenapa kami sekolahkan mereka. Kalau dari awal mereka enggak sepakat, kenapa tanda tangan?" ujar dia.

Kompas TV Lion Air Diminta Benahi Sektor Internal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com