Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di Koalisi Kekeluargaan PDI-P Bisa Tentukan Cagub, di Satu Lagi Enggak Bisa"

Kompas.com - 10/08/2016, 21:15 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan PDI-Perjuangan mendapatkan lebih banyak keuntungan jika bergabung dengan Koalisi Kekeluargaan. Hal sebaliknya terjadi jika PDI-Perjuangan menjadi partai pendukung bacagub petahana Basuki Tjahaja Purnama.

"Di tempat kita, dia punya hak menentukan calon gubernur. Kalau di tempat Ahok, dia kan enggak bisa tentukan cagub. Jadi pasti lebih menguntungkan ikut Koalisi Kekeluargaan," ujar Taufik di Kantor DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Jalan Raya Pecenongan, Rabu (10/8/2016).

Dalam Koalisi Kekeluargaan, nama cagub dan cawagub yang sudah disepakati adalah Sandiaga Uno. PDI-Perjuangan bisa memilih nama cagub yang akan diusung dalam koalisi ini.

Namun, jika menjadi partai pendukung Ahok, PDI-P sudah pasti mengusung Ahok. Padahal, PDI-P bisa mengusung cagub dan cawagub sendiri.

Taufik juga tidak setuju jika Koalisi Kekeluargaan disebut prematur karena hanya diikuti oleh pimpinan partai tingkat DPD Jakarta. Dia mengatakan semua partai pasti sudah berkomunikasi dengan DPP masing-masing sebelum sepakat membentuk Koalisi kekeluargaan.

"Pasti sudah pada komunikasi ke DPP karena orang yang hadir ke situ kan ada pertanggungjawabannya," ujar Taufik.

Sebelumnya, Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta Mohamad "Ongen" Sangaji menilai partai yang tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan belum matang. Ongen mengatakan Partai Hanura masih mungkin untuk membujuk beberapa partai di dalamnya untuk berbalik mendukung petahana Basuki Tjahaja Purnama.

"Mudah-mudahan antara 7 partai itu pasti pecah jadi dua atau tiga. Kami prediksi mungkin Gerindra dengan 3 partai atau PDI-P kembali ke kami dan PKB," ujar Ongen. (Baca: Ketua DPD Partai Hanura DKI Prediksi PDI-P Membelot Dukung Ahok)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com