Taman dan jalan menyusul
Soal taman dan jalan, Arifin mengakui saat ini kondisinya belum sempurna dan akan segera diperbaiki.
"Pak Gubernur sampaikan bahwa sambil berjalan penghuni rusunnya dimasukan dulu, sambil kemudian mereka juga bisa membantu dan mengawasi proses pembangunan yang belum seluruhnya selesai," ujar Arifin.
"Kalau bisa kita mengajak keterlibatan mereka sehingga rasa memiliki mereka terhadap rusunnya harus tumbuh," tambah dia.
Kemarin, ada 83 kepala keluarga warga Bukit Duri yang diajak meninjau dan mengambil kunci rusun. Beberapa di antaranya mengaku terkesan dan puas dengan tempat tinggal baru ini.
Seperti yang diungkapkan Bagis (40) warga RT 10 RW 12 Bukit Duri. Secara pribadi, Bagis mengaku puas setelah meninjau Rusun Rawa Bebek.
"Kalau saya pribadi ya, Alhamdulilah sih puas. Ternyata beda dengan yang saya bayangkan," kata Bagis.
Dalam bayangannya, rusun yang bakal jadi tempat relokasi modelnya sama dengan Rusun Jatinegara Barat yang diperuntukan bagi warga Kampung Pulo. Ternyata berbeda. Menurut Bagis, Rusun Jatinegara Barat ukuran luasnya lebih kecil.
Padahal, warga Kampung Pulo yang direlokasi ke sana ada yang menempati satu unitnya untuk tiga kepala keluarga. Desain dapur dan ruang tamu yang menyatu di Rusun Jatinegara Barat juga kurang berkenan baginya.
"Di sana kan juga tinggi ngeri, 21 lantai. Saya ada keluarga di Kampung Pulo yang pindah ke sana jadi tahu betul," ujar Bagis.
Sedangkan di Rusun Rawa Bebek, kata dia, kondisinya lebih bagus. Ia mengatakan, dengan model tipe 36, rusun ini dinilai lebih luas.
"Cukup luas buat saya dan tiga anak saya. Dibanding di Kampung Pulo, lebih memadai di sini, lebih rapi dan bagus. Cuma masih berantakan di bawahnya belum ada taman," ujar Bagis.
Asmad Suaib (49), warga RT 10 RW 12 Bukit Duri lainnya juga mengungkapkan hal yang sama. Kondisi rusun baru ini lebih bersih. Dirinya juga bersyukur dengan relokasi ini tidak lagi bakal mengalami kebanjiran.
"Kalau di sinikan kita sudah tenang, tidur juga sudah tenang, sudah tidak kebanjiran lagi, tempatnya bersih lagi," ujar Asmad.
Namun, warga punya keluhan yang umumnya hampir sama seperti kasus lain saat direlokasi warga ke rusun. Letak rusun yang jauh itu dikeluhkan warga. Warga juga sebenarnya lebih senang tinggal di tempat semula. Namun, warga mengakui tidak bisa menolak kebijakan pemerintah.
"Saya kerja di restoran di Gambir, Jakarta Pusat. Bingungnya transportasinya gimana makin jauh," tambah Bagis.
Ibu tiga anak itu juga berharap, pemerintah memfasilitasi pemindahan tiga anaknya ke sekolah yang dekat lokasinya dengan rusun. Saat ini, tiga anaknya, dua di antaranya masih bersekolah SD dan di SMA di Bukit Duri.