JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta mengaku mendapatkan keuntungan dari sistem parkir berbayar yang sudah diberlakukan di beberapa kawasan di Jakarta. Salah satunya di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Menurut Kadishub DKI Andri Yansah, dari setoran tukan parkir di Jalan Boulevard, dulunya Pemprov DKI hanya menerima Rp 4,75 juta sehari. Namun, semenjak diberlakukan parkir berbayar, dalam sehari Pemprov DKI menerima Rp 43 juta.
Pada praktiknya, ternyata masih ada kebocoran setoran di kawasan itu. Beberapa kali terlihat juru parkir masih meminta uang tunai, bukan menuntun pemilik kendaraan untuk membayar di mesin parkir.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com sejak Kamis (11/8/2016) dan Jumat (12/8/2016) ini, tampak tempat parkir kawasan pertokoan dan kuliner ini lebih banyak dipenuhi oleh sepeda motor ketimbang mobil. Terdapat lebih dari tiga mesin parkir berbayar.
Saat pengendara motor memarkirkan kendaraannya, beberapa juru parkir langsung meminta bayaran tunai. Mereka tidak mencatatkan di mesin parkir berbayar, kecuali si pengendara ingin membayar parkir melalui mesin.
Saat Kompas.com meminta petugas untuk menunjukkan cara menggunakan mesin, petugas malah menyarankan untuk membayar secara tunai. Ketika ditolak, baru mereka membantu mencatat parkir di mesin.
Si juru parkir mengatakan, untuk tarif parkir menggunakan mesin. Kendaraan roda dua tarifnya Rp 2.000 per jam, sedangkan roda empat Rp 5.000 per jam.
"Tarifnya memang segitu, kalau mau murah ya di mal aja. Mungkin Rp 1.000 per jamnya," kata si juru parkir.
Di lain waktu, saat Kompas.com memarkirkan motor selama 3 jam tanpa membayar di mesin parkir, juru parkir menagih hanya Rp 2.000, tanpa struk parkir.
Berpindah ke lahan parkir lainnya tapi masih berada di Jalan Boulevard, pernyataan yang sama juga disampaikan juru parkir yang berada di depan pusat perbelanjaan di kawasan itu.
Menurut juru parkir yang berjaga, sebut saja namanya Imran, parkir di sana memang wajib menggunakan mesin parkir.
"Tapi kalau kamu cuma sebentar aja, ya enggak apa-apa," kata Imran.
Menurut Imran, banyak pemilik kendaraan yang membayar langsung ke juru parkir, karena tidak semua pemilik kendaraan memiliki kartu Flash atau kartu tap.
"Enggak semuanya punya, jadi mereka bayar langsung aja," ujar Imran.
Imran mengatakan, meski pemilik kendaraan membayar langsung kepada mereka, para petugas memiliki kartu tap yang telah memiliki saldo.