Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Penumpang yang Kena "Delay" Garuda Indonesia di T3 New Soekarno-Hatta

Kompas.com - 12/08/2016, 18:54 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Salah satu penumpang Garuda Indonesia, Pram, menceritakan pengalamannya saat terbang dari Terminal 3 New Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (10/8/2016). Saat itu, dia sudah berada di area boarding sembari menunggu jadwal penerbangannya sekitar pukul 15.30 WIB.

"Pas sudah siap-siap mau masuk ke gate, ada pengumuman, penerbangan ke Yogyakarta mundur jadi pukul 16.30 WIB. Ya sudah, terpaksa nunggu sejam. Pas udah mau masuk lagi, eh jadwalnya mundur lagi, sampai baru benar-benar terbang pukul 18.00 WIB," tutur Pram kepada Kompas.com, Jumat (12/8/2016).

Dia mengaku sempat meminta penjelasan kepada petugas kenapa jadwal penerbangannya mundur sampai dua kali. Menurut penuturan petugas, delay terjadi karena pilot belum dapat slot penerbangan yang kosong.

"Slot penerbangan penuh, jadi harus cari yang kosong dulu, baru bisa berangkat," tutur Pram.

Kondisi serupa turut dirasakan oleh beberapa penumpang lain. Sejumlah penumpang yang terkena delay mengaku mendapat penjelasan bahwa mereka kehabisan slot terbang dan masalah teknis lainnya.

Secara terpisah, Direktur Layanan Garuda Indonesia Nicodemus P Lampe menjelaskan, pesawat harus mendapatkan slot penerbangan agar bisa berangkat. Jika pesawat yang dijadwalkan terlambat sedikit saja dari jam yang sudah ditentukan, maka harus mencari slot kosong yang kadang sudah terisi penuh oleh penerbangan lain.

"Kadang kalau berangkat dari suatu tempat, harusnya landing pukul 16.00, tiba-tiba kami telat jadi pukul 17.00 begitu, kan kadang slot di sana sudah penuh, harus cari entah pukul 17.20, 17.40, seperti itu. Enggak kayak bus, sudah tinggal berangkat saja, pesawat harus cari slot baru lagi," ujar Nicodemus.

Meski sempat terjadi delay berkali-kali, Nicodemus memastikan, penumpang Garuda Indonesia telah mendapatkan hak dan kompensasi sebagai penumpang. Kompensasi yang diberikan mulai dari makanan hingga yang berupa uang, jika keterlambatan jadwal penerbangan berlangsung cukup lama. (Baca: Pengoperasian Terminal 3 New Bandara Soekarno-Hatta Dinilai Dipaksakan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com