JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPD Partai Gerindra Provinsi DKI Jakarta Syarif mengatakan bahwa koalisi kekeluargaan terbentuk karena semangat kebersamaan tujuh partai politik di Jakarta. Selain Gerindra, enam partai politik yang tergabung dalam koalisi kekeluargaan adalah PDI Perjuangan, PPP, PKB, PKS, PAN, dan Partai Demokrat.
Syarif menjelaskan, ada beberapa skenario untuk Pilkada DKI Jakarta 2017. Apakah koalisi kekeluargaan akan maju bersama dengan satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur atau PDI-P sebagai partai dengan kursi mayoritas di DPRD DKI Jakarta maju dengan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sendiri.
"Tapi intinya, tidak mencalonkan Ahok (petahana Basuki Tjahaja Purnama). Ketemu di situ," kata Syarif, kepada wartawan, di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (15/8/2016).
Ketua Tim Penjaringan Cagub DKI dari Partai Gerindra tersebut mengatakan banyak konstituen yang menginginkan figur baru sebagai pemimpin Jakarta. Kemudian, lanjut Syarif, partai politik ingin mengakomodir keinginan masyarakat tersebut.
"Memang lawannya Ahok, ada yang salah? Ya memang ada yang salah kalau Asal Bukan Ahok? Menurut saya, enggak ada yang salah," kata Syarif.
"Tapi intinya begini, kami ingin meneruskan apa yang sudah dicapai oleh Ahok dan mengoreksi kesalahan Ahok. (Program) yang sudah baik sama Ahok, diteruskan, yang salah, kami koreksi dan ganti kepemimpinan," kata Syarif.
Kalimat "Asal Bukan Ahok" ini kerap disampaikan oleh Ahok sebagai sindiran kepada sekelompok orang maupun partai politik yang kerap mengkritik kebijakannya. Ahok memandang parpol lebih sibuk mencari strategi mengalahkan dirinya dibanding memikirkan program yang akan diajukan pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Enggak, kami enggak ingin mengalahkan Ahok, tapi ingin mengganti (gubernur) secara konstitusional. (koalisi kekeluargaan) mencari pemimpin menggunakan batin bukan kekuasaan," kata Syarif.