Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Ahli Sebut Jessica Miliki Penguasaan sampai Sianida Masuk ke Dalam Es Kopi

Kompas.com - 25/08/2016, 16:21 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Anggota majelis hakim sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin, Binsar Gultom, menanyakan siapa yang paling mungkin menaruh sianida ke dalam es kopi vietnam milik Mirna. Pertanyaan itu dilontarkan kepada saksi ahli toksikologi forensik, I Made Agus Gelgel Wirasuta, yang memberikan keterangan dalam sidang lanjutan kasus ini di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).

"Menurut saudara, dari empat kemungkinan tadi, siapa yang paling mungkin menaruh sianida itu. Apakah orang yang mencampur bahan untuk kopi, orang yang meracik, orang yang menyajikan, atau orang yang memesan kopi," kata Binsar kepada Made.

"Dari hasil analisis dan fakta di BAP (berita acara pemeriksaan), saya dapat menyatakan, pemesan (Jessica) memiliki penguasaan kopi sampai sianida masuk ke dalam kopi," jawab Made.

(Baca: Selain Curigai Jessica, Ahli Toksikologi Forensik Sempat Curigai Barista Olivier)

Menurut Made, kemungkinan besar sianida ditaruh di antara pukul 16.30-16.45 WIB. Pernyataan Made dikuatkan melalui kesaksian ahli digital forensik dalam sidang sebelumnya yang memperlihatkan ada gerak-gerik mencurigakan dari Jessica Kumala Wongso, terdakwa sekaligus pemesan es kopi vietnam untuk Mirna.

Meski berpendapat seperti itu, Made mengaku tidak bisa memastikan bahwa Jessica yang memasukkan sianida ke dalam kopi.

"Kalau bicara siapa (penaruh sianida), saya tidak tahu. Bukan kapasitas saya juga kalau bicara siapa yang menaruh itu. Saya hanya membuktikan penyebab kematian korban betul karena keracunan sianida," ujar Made.

Kompas TV Ahli Toksikologi: Mirna Kekurangan Oksigen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com