Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Pasar Senen, Seragam Pegawai Transjakarta Dijual Rp 170.000

Kompas.com - 31/08/2016, 18:04 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Salah satu kios di Pasar Senen, Jakarta Pusat, ternyata sudah biasa mengerjakan pesanan seragam untuk karyawan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Hal itu diketahui dari pengakuan sejumlah mantan karyawan PT Transjakarta yang ditemui Kompas.com di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (31/8/2016).

"Nama tokonya Kurnia. Kalau enggak di lantai satu, di lantai dua adanya. Biasanya memang beli di sana, perusahaan enggak menyediakan. Kalau pesan sama korlip (koordinator lapangan) atau danru (komandan regu) masing-masing bagian, bisa juga," kata salah satu mantan karyawan, Awaludin.

Kompas.com lalu mencari tahu toko yang dimaksud dengan datang langsung ke Pasar Senen pada Rabu sore. Setelah berkeliling sambil menanyakan beberapa orang soal toko Kurnia, ditemukanlah sebuah kios yang memang menerima pesanan pembuatan seragam karyawan PT Transjakarta.

Kios yang dimaksud adalah CV. Kurnia Wijaya Nur, letaknya di Blok 2 lantai dua Pasar Senen. Dalam papan nama kios tersebut ditulis menerima pesanan untuk perlengkapan TNI, Polri, sipil, satpam dan ormas, linmas, hansip, konveksi bordir, dan perdagangan umum.

Ketika memasuki kios, nampak lima sampai enam karung beras ukuran 50 kilogram yang digunakan sebagai tempat untuk menaruh pesanan seragam yang sudah jadi.

Setiap stel yang terdiri atas kemeja dan celana panjang itu dibungkus plastik bening dan diikat dengan tali rafia, berikut keterangan pemesan yang ditulis menggunakan spidol di plastik tersebut.

Salah satu penjaga toko yang kerap disapa Emak, menjelaskan, pihaknya memang sudah sejak lama menyuplai seragam untuk karyawan PT Transjakarta. Pesanan biasanya diajukan langsung oleh karyawan yang bersangkutan dengan langsung mendatangi kios tersebut lalu melakukan pengukuran.

"Kami di sini satu-satunya yang bikin seragam buat karyawan Transjakarta, enggak ada toko lain. Kalau mau pesan, harus nunggu agak lama sampai bisa diambil," tutur Emak.

Seragam karyawan yang dijual ada dua macam, yaitu yang berwarna abu-abu dengan garis biru dan yang berwarna merah dengan garis oranye. Harga yang dipatok untuk dua jenis seragam itu berbeda, yakni Rp 170.000 untuk seragam warna merah, dan Rp 200.000 untuk seragam warna abu-abu.

"Di sini juga jual asesorinya, kayak topi Rp 25.000, sabuk (ikat pinggang) Rp 20.000, sepatu Rp 100.000, sama pin buat di kemeja itu satunya Rp 5.000," ujar Emak.

Jika seragam tersebut dipesan hari ini, kemungkinan baru bisa diambil dua hingga tiga pekan berikutnya, atau paling lama satu bulan.

Menurut Emak, waktu yang cukup lama itu masih wajar karena penjahit seragam karyawan PT Transjakarta tidak berdomisili di Jakarta, dan penjahitan seragam tidak dilakukan saat akhir pekan.

"Lamanya ini nunggu orang yang ngejahit. Ini sebenarnya pada numpuk juga karena belum pada ambil saja," ucap Emak.

Soal seragam ini sebelumnya menjadi salah satu keluhan mantan karyawan PT Transjakarta yang mengadukan nasibnya ke Komnas HAM. Menurut mereka, seharusnya perusahaan tidak lagi membebankan biaya seragam karena hal tersebut adalah tanggung jawab perusahaan.

"Jadi saat kerja dulu pas mau tanda tangan kontrak dikasih tahu, kalau seragam harus beli lagi. Bayar Rp 200.000 ke korlap (koordinator lapangan). Kalau enggak mau beli, enggak usah kerja, begitu katanya," sebut salah satu mantan karyawan, Fauzi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com