JAKARTA, KOMPAS.com — Dari Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat, tidak terlihat kesibukan di dalam kawasan Kalijodo pada Kamis (1/9/2016). Bekas salah satu tempat prostitusi terbesar di Jakarta itu masih sepi dan belum tampak ada pembangunan apa pun di dalamnya.
Pantauan Kompas.com, dari luar kawasan Kalijodo, masih ada palang dari kayu yang menutup akses menuju Jalan Kepanduan II, persis di depan Kalijodo. Hanya orang-orang tertentu yang diizinkan masuk ke sana, salah satunya pekerja proyek.
Di dalam kawasan tersebut, juga hanya ada beberapa mobil terparkir. Sementara itu, sejumlah alat berat terparkir di tempatnya masing-masing, tanpa ada aktivitas pengerjaan apa pun.
"Kalau jam segini, memang lagi sepi, Mas. Paling kalau mau lihat, nanti malam, pada datang truk-truk tanahnya. Di sana kan masih diuruk, tanahnya diambil dari luar," kata Wawan, salah satu pedagang yang berada di dekat Kalijodo, kepada Kompas.com.
Menurut Wawan, memang belum ada bangunan fisik apa pun yang berdiri di sana. Sepanjang mata memandang, baru ada tanah hasil urukan yang sebagiannya tertutup oleh deretan seng. (Baca: Pembangunan Kalijodo Berhenti pada Tahap Perbaikan Jalan)
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rencananya akan membangun kawasan Kalijodo menjadi taman yang mirip dengan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA). Namun, ukurannya jauh lebih besar dibanding RPTRA lainnya.
Nantinya, RPTRA di Kalijodo itu akan dilengkapi dengan fasilitas lapangan olahraga, mushala, dan toilet. Taman tersebut akan memiliki sembilan fasilitas, yaitu gerbang masuk, amfiteater (teater mini), jalur pejalan kaki, tempat duduk, fountain children play ground (area permainan anak), area tamasya, forest sculpture, lapangan futsal, hingga area bermain skateboard.
Selain itu, di Taman Kalijodo ini juga akan ditanami 15 jenis pohon dan dibangun pusat kuliner seperti yang ada di Lenggang Jakarta. (Baca: Bangun Kawasan Kalijodo Rp 20 Miliar, Ini Kompensasi untuk Sinarmas)