Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Patologi: Tidak Ada Otopsi, Penyebab Kematian Mirna Tidak Dapat Disimpulkan

Kompas.com - 05/09/2016, 19:05 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saksi ahli patologi forensik asal Australia, Profesor Beng Beng Ong, menyebutkan sebab kematian Wayan Mirna Salihin tidak dapat disimpulkan karena tidak ada proses otopsi.

Hal itu diungkapkan Ong dalam sidang lanjutan mengadili terdakwa kasus pembunuhan Mirna, Jessica Kumala Wongso, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (5/9/2016).

"Tiga kesimpulan dari paparan saya, yaitu tidak ada pemeriksaan pasca-kematian atau post-mortem examination, adanya penundaan dalam pengumpulan spesimen toksikologi, dan adanya hasil toksikologi yang kontradiktif," kata Ong.

Tidak adanya pemeriksaan pasca-kematian yang dimaksud oleh Ong adalah tidak adanya proses otopsi terhadap jenazah Mirna. Hal yang dilakukan hanya pengambilan sampel lambung Mirna oleh pihak kepolisian, bukan otopsi secara menyeluruh seperti yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu penyebab kematian.

Selain itu, soal poin penundaan pengumpulan spesimen toksikologi, hal tersebut diungkapkan dapat memengaruhi hasil pemeriksaan toksikologi. Dia menuturkan, zat sianida 0,2 miligram per liter dalam sampel lambung Mirna bisa jadi didapat akibat perubahan yang terjadi pasca-kematian atau post-mortem change.

"Terlebih, sianida bisa didapat dari mana saja, seperti sayur-sayuran tertentu sampai asap rokok. Selain itu, tentu juga karena tidak ada otopsi, maka penyebab kematian tidak dapat disimpulkan," tutur Ong. (Baca: Permintaan Otopsi terhadap Mirna Tak Dilakukan, Ini Tanggapan JPU)

Sebelumnya, Ong mengaku mendapatkan laporan cairan lambung Mirna pada waktu 70 menit setelah ia meninggal dunia. Laporan tersebut dikeluarkan oleh Rumah Sakit Abdi Waluyo, tempat Mirna akan dibawa untuk dirawat karena kejang usai minum es kopi vietnam.

"Dalam laporan tersebut, disebutkan, dalam lambung korban positif terdapat racun sianida sebanyak 0,2 miligram per liter. Selebihnya di empedu dan hati, air seni, hingga cairan lambung, negatif sianida. Karena otopsi tidak dilakukan, maka saya berkesimpulan, penyebab kematian di luar keracunan sianida tidak dapat dikesampingkan," ujar Ong.

Sidang mengadili Jessica dengan agenda mendengarkan keterangan Ong diskors untuk istirahat dan akan kembali dimulai pada pukul 19.00 WIB nanti.

Kompas TV Saksi dari Australia Menjelaskan Soal Racun Sianida
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktokers Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawudz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktokers Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawudz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Disnaker DKI Terima Aduan terhadap 291 Perusahaan soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Disnaker DKI Terima Aduan terhadap 291 Perusahaan soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Megapolitan
Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Megapolitan
Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Megapolitan
Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com