Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Ahli Patologi soal Hasil Toksikologi Mirna yang Kontradiktif

Kompas.com - 06/09/2016, 11:03 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ahli patologi forensik asal Brisbane, Australia, Profesor Beng Beng Ong, menilai ada hasil tes racun atau toksikologi pada Wayan Mirna Salihin yang berbeda satu dengan yang lain atau kontradiktif.

Hal itu diungkapkan Ong dalam sidang lanjutan kasus kematian Mirna, dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (6/9/2016) dini hari.

"Hasil toksikologi dari laporan yang saya baca menunjukkan, di sampel lambung korban ada 0,2 miligram per liter sianida. Sedangkan di cairan lambung, hasilnya negatif sianida. Ini yang saya maksudkan tadi ada hasil yang kontradiktif," kata Ong, di hadapan majelis hakim.

Sebelumnya, Ong telah memaparkan bagaimana ciri-ciri orang yang keracunan sianida. Ciri-ciri yang dimaksud yaitu akan dijumpai kadar sianida yang sangat tinggi dalam lambung orang tersebut, yakni 1.000 miligram per liter atau lebih dari itu.

Kemudian, sianida juga pasti akan ditemukan di empedu, hati, serta organ tubuh lainnya. Sedangkan ciri yang ketiga adalah soal hasil tes air seni.

Terkait ciri yang ketiga itu, orang yang keracunan sianida dalam air seninya bisa positif mengandung sianida, bisa juga tidak.

Hasil toksikologi yang kontradiktif ini merupakan satu dari tiga kesimpulan Ong terhadap kasus pembunuhan Mirna. Dua poin lainnya yang disimpulkan adalah soal tidak adanya pemeriksaan pasca-kematian dan penundaan pengambilan spesimen toksikologi.

Tidak adanya pemeriksaan pasca-kematian yang dimaksud oleh Ong adalah tidak adanya proses otopsi terhadap jenazah Mirna. Hal yang dilakukan hanya pengambilan sampel lambung Mirna oleh pihak kepolisian, bukan otopsi secara menyeluruh seperti yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu apa penyebab kematian.

Selain itu, soal poin penundaan pengumpulan spesimen toksikologi, diungkapkan dapat memengaruhi hasil pemeriksaan toksikologi. Dia menuturkan, sianida 0,2 miligram per liter dalam sampel lambung Mirna bisa jadi didapat akibat perubahan yang terjadi pasca kematian atau post mortem change.

"Terlebih, sianida bisa didapat dari mana saja, seperti sayur-sayuran tertentu sampai asap rokok. Selain itu, tentu juga karena tidak ada otopsi, maka penyebab kematian tidak dapat disimpulkan," tutur Ong.

Kompas TV Ahli: Penyebab Kematian Mirna Bukan Sianida
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com