JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota majelis hakim sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Binsar Gultom, menanyakan apakah seseorang yang sudah lama meninggal bisa diotopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.
Pertanyaan itu ditujukan kepada saksi ahli kasus pembunuhan Mirna, Djaja Surya Atmadja, lulusan Universitas Indonesia yang memberikan keterangan seputar keahliannya di bidang kedokteran forensik di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2016) malam.
"Ada kemungkinan bisa, Yang Mulia. Saya pernah periksa jenazah korban Perang Dunia II di Papua yang sudah 50 sampai 60 tahun meninggal, itu masih bisa ketahuan. Banyak faktor yang bisa mendukung dan bisa mempersulit proses otopsinya dalam kondisi seperti itu, seperti apakah tanahnya basah atau kering, itu mempengaruhi proses pembusukannya," kata Djaja menjawab pertanyaan Binsar.
"Kalau begitu, bagaimana dalam kasus ini, kaitannya dengan otopsi jenazah Mirna, untuk mencari tahu apa penyebab sianidanya, bagaimana menurut ahli?" tutur Binsar.
"Saya rasa akan sangat sulit karena waktunya sudah cukup lama, hasil otopsinya bisa jadi tidak efektif. Apalagi di tanah juga ada kandungan sianida, bisa jadi saat pemeriksaan nanti, kandungan sianidanya bertambah, bisa juga berkurang. Bisa saja otopsi lagi kalau ada permintaan dari penyidik atau jaksa," ujar Djaja.
Jawaban Djaja berbeda dengan pernyataan awal tadi yang mengatakan masih bisa cari tahu penyebab kematian meski rentang waktu meninggalnya seseorang sudah puluhan tahun lebih. Meski begitu, Djaja tetap berkeyakinan sebagai ahli kedokteran forensik, Mirna tidak meninggal akibat keracunan sianida.
Hal itu disimpulkan melalui sejumlah ciri yang telah dipaparkan sebelumnya, seperti kulit yang memerah, warna merah di dalam lambung, serta ditemukannya sianida dalam jumlah besar di dalam organ tubuh, seperti lambung, empedu, dan hati.
Binsar kembali menanggapi dengan mengacu pada fakta persidangan sebelumnya yang menyatakan ada 0,2 miligram per liter sianida di dalam sampel lambung Mirna dan temuan sianida di dalam es kopi vietnam Mirna. (Baca: Tanpa Otopsi, Penyebab Kematian Mirna Tak Diketahui)
Selain itu, Binsar juga menyinggung tentang kemungkinan seseorang bisa meninggal atau tidak jika kena sianida, meski dalam jumlah yang sedikit.
"Dalam ilmu kedokteran forensik, tidak dapat dipastikan dia keracunan sianida. Angka 0,2 miligram per liter sianida itu hampir tidak ada artinya. Namun, memang dia keracunan, cuma bukan sianida. Enggak tahu keracunan apa karena enggak dilakukan otopsi," ucap Djaja.