JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menampik anggapan beberapa petinggi partai politik yang menyebut dirinya tengah memecah belah partai politik di Indonesia.
Salah satu petinggi partai politik yang memberinya cap sebagai pemecah belah partai politik adalah Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Andreas Parreira.
"Justru aku lakukan ini semua untuk mempersatukan partai, supaya para pemimpin damai," kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut dalam acara Rosi yang ditayangkan KompasTV, Kamis (8/9/2016) malam.
Menurut Ahok, partai politik justru akan terpecah belah jika dirinya tetap maju melalui jalur perseorangan. Ahok mengklaim, saat ini situasi politik dalam keadaan kondusif. Keputusannya maju melalui jalur partai politik dapat mempersatukan mereka.
"Kalau aku ngotot maju independen, aku sejajar partai lho. Sekarang gue turunin nilai gue, aku ngalah nih, nilai saya kan turun," kata Ahok.
"Mana ada politisi mau turun, semua (politisi) pengin naik, aku sengaja turunin nilai. Susahlah cari politisi kayak saya yang mau turun, lapangan tandingnya rata," kata Ahok.
Andreas sebelumnya menyebut Ahok sebagai pemecah belah partai karena dirinya mengklaim telah mendapatkan dukungan dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri pada Pilkada DKI 2017.
"Pola yang digunakan Ahok mengadu domba, memecah belah antara kader dan kader, bahkan Ahok dengan licik mencoba mengadu domba antara Djarot dan PDI Perjuangan, dan dia berlindung di balik ceritanya tentang dukungan ketua umum," ujar Andreas beberapa waktu lalu. (Baca: Sekjen PDI-P: Ada yang Mau Pecah Belah Partai dengan Isu Pencopotan Bambang DH)